Makalah Krisis Moneter Pada Masa Orde Baru di Indonesia

MAKALAH


TENTANG

KRISIS MONETER PADA MASA ORDE BARU

DI INDONESIA


LOGO SEKOLAH


DISUSUN OLEH
                                           NAMA              :    ......................................
                                           KELAS             :    ......................................





SEKOLAH .........................................................................
TAHUN PELAJARAN .......................

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLH SWT karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Krisis Moneter Pada Masa Orde Baru ini dengan baik, meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Krisis moneter di Indonesia. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah penulis buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah penulis susun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Padang, Maret 2019

Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang................................................................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah..................................................................................................... 1
1.3. Tujuan.................................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................... 2
2.1. Pengertian Krisis Moneter..................................................................................... 2
2.2. Penyebab Krisis Moneter........................................................................................ 2
2.3 Dampak Krisis Moneter  ........................................................................................... 5
2.4. Cara pemerintah mengatasi krisis moneter ............................................. 6
BAB III PENUTUP................................................................................................................................... 7
3.1. Kesimpulan  ...................................................................................................................... 7
3.2  Saran   .................................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................. 8


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indonesia pernah mengalami krisis ekonomi yang berdampak buruk pada Negara dan rakyatnya. Krisis ini terjadi dari awal 1998. Sejak orde baru mulai terlihat kondisi Indonesia terus mengalami kemerosotan, terutama dalam bidang ekonomi. Tingginya krisis ekonomi ini diindikasikan dengan laju inflasi yang cukup tinggi. Sebagai dampak atas inflasi, terjadi penurunan tabungan, berkurangnya investasi, semakin banyak modal yang dilarikan ke luar negeri, serta terhambatnya pertumbuhan ekonomi.
Dewasa ini pandangan-pandangan mengenai sebab timbulnya krisis yang beraneka ragam tersebut, mungkin dapat digolongkan menjadi dua kelompok, pertama yang mengatakan bahwa sebab utamanya adalah masalah internal ekonomi nasional, terutama lemahnya lembaga keuangan (perbankan). Ini pokok dari argumentasi Paul Krugman, ahli ekonomi kenamaan dari Stanford University. Kedua, yang mengatakan bahwa krisis ini timbul dari perubahan sentimen pasar, masalah eksternal, yang diperkuat dengan contagion effects. Ini berasal dari Jeffrey Sachs, ahli ekonomi dari Harvard University.
1.2 Perumusan Masalah
1.   Apa hal-hal penyebab terjadinya krisis di Indonesia ?
2.   Apa dampak dari krisis perekonomian di Indonesia ?
3.   Bagaimana cara pemerintah mengatasi perekonomian dari krisis ?
1.3 Tujuan
1.   Mengetahui apa saja yang telah pemerintah lakukan dalam masalah krisis ekonomi di Indonesia
2.   Mengetahui bidang apa saja yang terpengaruh dari krisis ekonomi
3.   Mengatahui bagaimana dunia global dalam menghadapi masalah krisis ekonomi


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Krisis Moneter
Krisis Moneter adalah krisis finansial yang dimulai pada Juli 1997 di Thailand, dan memengaruhi mata uang, bursa saham dan harga aset lainnya di beberapa negara Asia, sebagian Macan Asia Timur. Peristiwa ini juga sering disebut krisis moneter (“krismon”) di Indonesia.
Krisis ini membawa berbagai masalah di Indonesia, terutama di bidang ekonomi. Tingginya krisis menyebabkan memperparah perekonomian di Indonesia. Melemahnya pertumbuhan perekonomian Indonesia yang disebabkan oleh merosotnya nilai tukar dollar Amerika, diperparah lagi oleh peristiwa dalam dunia perdagangan seperti yang diungkapkan oleh  Adwin S. Atmadja dalam Jurnal Akuntansi dan keuangan tahun 1999 bahwa krisis ekonomi di Indonesia terjadi akibat adanya Domino Effect dari terdepresiasinya mata uang Thailand (bath) dan negara lainya, dimana salah satunya telah mengakibatkan terjadinya lonjakan harga  barang-barang yang diimpor Indonesia dari luar negeri yang menyebabkan lonjakan harga dalam negeri secara drastis. Dari berbagai latar belakang penyebab terjadinya krisis moneter  tersebut mengakibatkan beberapa masalah ekonomi seperti inflasi yang tinggi dan masalah sosial yang tak kunjung selesai seperti pengangguran.
2.2 Penyebab Krisis Ekonomi Indonesia tahun 1997-1998 :
  1.   Yang pertama, stok hutang luar negeri swasta yang sangat besar dan umumnya berjangka pendek, telah menciptakan kondisi bagi “ketidakstabilan”. Hal ini diperburuk oleh rasa percaya diri yang berlebihan, bahkan cenderung mengabaikan, dari para menteri di bidang ekonomi maupun masyarakat perbankan sendiri menghadapi besarnya serta persyaratan hutang swasta tersebut.
Pemerintah selama ini selalu ekstra hati-hati dalam mengelola hutang pemerintah (atau hutang publik lainnya), dan senantiasa menjaganya dalam batas-batas yang dapat tertangani (manageable). Akan tetapi untuk hutang yang dibuat oleh sektor swasta Indonesia, pemerintah sama sekali tidak memiliki mekanisme pengawasan. Setelah krisis berlangsung, barulah disadari bahwa hutang swasta tersebut benar -benar menjadi masalah yang serius. Antara tahun 1992 sampai dengan bulan Juli 1997, 85% dari penambahan hutang luar negeri Indonesia berasal dari pinjaman swasta (World Bank, 1998). Hal ini mirip dengan yang terjadi di negara-negara lain di Asia yang dilanda krisis. Dalam banyak hal, boleh dikatakan bahwa negara telah menjadi korban dari keberhasilannya sendiri. Sayangnya, banyaknya modal yang masuk tersebut tidak cukup dimanfaatkan untuk sektor-sektor yang produktif, seperti pertanian atau industri, tetapi justru masuk ke pembiayaan konsumsi, pasar modal, dan khusus bagi Indonesia dan Thailand, ke sektor perumahan (real estate). Di sektor-sektor ini memang terjadi ledakan (boom) karena sebagian dipengaruhi oleh arus modal masuk tadi, tetapi sebaliknya kinerja ekspor yang selama ini menjadi andalan ekonomi nasional justru mengalami perlambatan, akibat apresiasi nilai tukar yang terjadi, antara lain, karena derasnya arus modal yang masuk itu.
Selain itu, hutang swasta tersebut banyak yang tidak dilandasi oleh kelayakan ekonomi, tetapi lebih mengandalkan koneksi politik, dan seakan didukung oleh persepsi bahwa negara akan ikut menanggung biaya apabila kelak terjadi kegagalan. Lembaga keuangan membuat pinjaman atas dasar perhitungan aset yang telah “digelembungkan” yang pada gilirannya mendorong lagi terjadinya apresiasi lebih lanjut (Kelly and Olds 1999). Ini adalah akibat dari sistem yang sering disebut sebagai “crony capitalism”.  Di tengah pusaran (virtous circle) yang semakin hari makin membesar ini, lembaga keuangan meminjam US dollar, tetapi menyalurkan pinjamannya dalam kurs lokal (Radelet and Sachs 1998). Yang ikut memperburuk keadaan adalah batas waktu pinjaman (maturity) hutang swasta tersebut rata-rata makin pendek. Pada saat krisis terjadi, rata-rata batas waktu pinjaman sektor swasta adalah 18 bulan, dan menjelang Desember 1997 jumlah hutang yang harus dilunasi dalam tempo kurang dari satu tahun adalah sebesar US$20,7 milyar (World Bank 1998).
Yang kedua, dan terkait erat dengan masalah di atas, adalah banyaknya kelemahan dalam sistem perbankan di Indonesia. Dengan kelemahan sistemik perbankan tersebut, masalah hutang swasta eksternal langsung beralih menjadi masalah perbankan dalam negeri.
Ketika liberalisasi sistem perbankan diberlakukan pada pertengahan tahun 1980-an, mekanisme pengendalian dan pengawasan dari pemerintah tidak efektif dan tidak mampu mengikuti cepatnya pertumbuhan sektor perbankan. Yang lebih parah, hampir tidak ada penegakan hukum terhadap bank-bank yang melanggar ketentuan, khususnya dalam kasus peminjaman ke kelompok bisnisnya sendiri, konsentrasi pinjaman pada pihak tertentu, dan pelanggaran kriteria layak kredit. Pada waktu yang bersamaan banyak sekali bank yang sesunguhnya tidak bermodal cukup (undercapitalized)atau kekurangan modal, tetapi tetap dibiarkan beroperasi.Semua ini berarti, ketika nilai rupiah mulai terdepresiasi, sistem perbankan tidak mampu menempatkan dirinya sebagai “peredam kerusakan”, tetapi justru menjadi korban langsung akibat neracanya yang tidak sehat
Yang ketiga, sejalan dengan makin tidak jelasnya arah perubahan politik, maka isu tentang pemerintahan otomatis berkembang menjadi persoalan ekonomi pula.
Hill (1999) menulis bahwa banyaknya pihak yang memiliki vested interest dengan intrik-intrik politiknya yang menyebar ke mana-mana telah menghambat atau menghalangi gerak pemerintah, untuk mengambil tindakan tegas di tengah krisis. Jauh sebelum krisis terjadi, investor asing dan pelaku bisnis yang bergerak di Indonesia selalu mengeluhkan kurangnya transparansi, dan lemahnya perlindungan maupun kepastian hukum.
Persoalan ini sering dikaitkan dengan tingginya “biaya siluman” yang harus dikeluarkan bila orang melakukan kegiatan bisnis di sini. Anehnya, selama Indonesia menikmati economic boom persepsi negative tersebut tidak terlalu menghambat ekonomi Indonesia. Akan tetapi begitu krisis menghantam, maka segala kelemahan itu muncul menjadi penghalang bagi pemerintah untuk mampu mengendalikan krisis. Masalah ini pulalah yang mengurangi kemampuan kelembagaan pemerintah untuk bertindak cepat, adil, dan efektif.Akhirnya semua itu berkembang menjadi “krisis kepercayaan” yang ternyata menjadi penyebab paling utama dari segala masalah ekonomi yang dihadapi pada waktu itu. Akibat krisis kepercayaan itu, modal yang dibawa lari ke luar tidak kunjung kembali, apalagi modal baru.
Yang keempat, perkembangan situasi politik telah makin menghangat akibat krisis ekonomi, dan pada gilirannya memberbesar dampak krisis ekonomi itu sendiri. Faktor ini merupakan hal yang paling sulit diatasi. Kegagalan dalam mengembalikan stabilitas sosial-politik telah mempersulit kinerja ekonomi dalam mencapai momentum  pemulihan secara mantap dan berkesinambungan.
2.3 Dampak krisis ekonomi pada perekonomian Indonesia.
Berbagai dampak Krisis  Moneter  timbul di Indonesia. Krisis Moneter membawa dampak yang kurang baik bagi Indonesia, ini disebabkan karena kurs nilai tukar valas, khususnya dollar AS, yang melambung tinggi jika dihadapkan dengan pendapatan masyarakat dalam rupiah tetap. Dampak yang terlihat seperti : Banyak  perusahaan yang terpaksa mem-PHK pekerjanya dengan alasan tidak dapat membayar upah para pekerjanya. Sehingga menambah angka pengangguran di Indonesia. Pemerintah kesulitan menutup APBN. Harga barang yang naik cukup tinggi, yang mengakibatkan masyrakat kesulitan mendapat barang-barang kebutuhan  pokoknya. Utang luar negeri dalam rupiah melonjak. Harga BBM naik.
Kemiskinan juga termasuk dampak krisis moneter. Pada oktober 1998 jumlah keluarga miskin di perkirakan sekitar 7.5 juta. Meningkatnya jumlah penduduk yang miskin tidak terlepas dari jatuhnya nilai mata uang rupiah yang tajam, yang menyebabkan terjadinya kesenjangan antara penghasilan yang berkurang akibat PHK atau naik sedikit dengan pengeluaran yang meningkat tajam karena tingkat inflasi yang tinggi.
Disaat krisis itu terjadi banyak pejabat yang melakukan korupsi. Sehingga mengurangi pendapatan para pekerja yang lain. Banyak perusahaan yang meminjam uang pada perusahaan Negara asing dengan tingkat bunga yang lumayan tinggi, hal itu menambah beban utang Negara.
Pada sisi lain merosotnya  nilai tukar rupiah juga membawa hikmah. Secara umum impor barang menurun tajam. Sebaliknya arus masuk turis asing akan lebih besar, daya saing produk dalam negeri dengan tingkat kandungan impor rendah meningkat sehingga bisa menahan impor dan merangsang ekspor khususnya yang berbasis pertanian.
Dampak dari krisis moneter lebih banyak yang negative dibandingkan dampak positifnya. Itu di karenakan krisis ini mengganggu kesejahteraan masyarakat.
2.4 Cara Pemerintah Mengatasi Krisis Ekonomi Global
Beberapa Cara Pemerintah dalam Mengatasi Krisis Ekonomi Global antara lain
1.   Pemerintah mengajak semua pihak dalam menghadapi krisis global harus terus memupuk rasa optimisme dan saling bekerjasama sehingga bisa tetap menjaga kepercayaan masyarakat.
2.   Mempertahankan serta berusaha meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan terus mencari peluang ekspor dan investasi serta mengembangkan perekonomian domestik.
3.   Optimalisasi APBN dengan memacu pertumbuhan dengan tetap memperhatikan `social safety net` dengan sejumlah hal yang harus diperhatikan yaitu infrastruktur, alokasi penanganan kemiskinan, ketersediaan listrik serta pangan dan BBM. Untuk itu perlu dilakukan efisiensi penggunaan anggaran APBN maupun APBD khususnya untuk peruntukan konsumtif.
4.   Mengajak kalangan dunia usaha untuk tetap mendorong sektor riil dapat bergerak. Bila itu dapat dilakukan maka pajak dan penerimaan negara bisa terjaga dan juga tenaga kerja dapat terjaga. Sementara Bank Indonesia dan perbankan nasional harus membangun sistem agar kredit bisa mendorong sektor riil. dan pemerintah akan menjalankan kewajibannya untuk memberikan insentif dan kemudahan secara proporsional.


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemerintahan orde baru merupakan pemerintahan yang dipimpin oleh presiden Soeharto selama 32 tahun.Dimana presiden Soeharto bertekat akan melaksanakan pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Tetapi kenyataanya ini tidak terlaksana dengan baik, bahkan  banyak terjadi penyelewengan pada berbagai macam bidang yang mengakibatkan pemerintahan orde baru ini runtuh. Jatuhnya pemerintahan ini diawali dengan krisis moneter yang sangat menyengsarakan rakyat.
Dengan demikian, dapat ditarik beberapa kesimpulan, bahwa :
1.   Faktor penyebab krisis moneter terjadi akibat jumlah utang luar negeri yang sangat besar, adanya penyimpangan terhadap Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 pasal 33, dan juga akibat pola pemerintahan yang sentralis.
2.   Krisis moneter mengakibatkan berbagai dampak bagi kehidupan masayarakat Indonesia, baik dampak yang kebanyakan negatif tapi juga ada dampak yang positif.
3.2 Saran
Pemerintahan memiliki peran penting dalam menjalankan kehidupan Ekonomi. Kunci utama dalam Ekonomi yang baik adalah dengan tidak adanya KKN. Pemerintah juga harus lebih selektif dalam memberikan pinjaman terhadap Bank swasta ataupun perusahaan swasta yang mengalami kekurangan modal atau bahkan akan bangkrut, karena hal tersebut dapat menjadikan  boomerang bagi Ekonomi dalam negeri, yaitu meningkatnya utang nasional terhadap luar negeri.


DAFTAR PUSTAKA

1.   http://www.chynsoncomputer.com/krisis-moneter/ .Minggu,08 November 2015 pukul 20.37

Demikianlah Makalah Krisis Moneter Pada Masa Orde Baru di Indonesia
Semoga Bermanfaat, Terima Kasih
Dibuat Oleh : Amanah Cengkeh Padang





Contoh Proposal Usaha Kerajinan Tempat Pensil dan HP Dari Stik Es Krim


PROPOSAL

USAHA PRODUK KREATIF

TEMPAT PENSIL & HP
DARI STIK ES KRIM


LOGO SEKOLAH


DISUSUN OLEH
                                           NAMA        :      .................................
                                           KELAS       :      .................................

  


SEKOLAH ...................................................................
TAHUN PELAJARAN ................

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis ucapkan Kepada ALLAH SWT. Atas rahmat dan KaruiaNya penulis dapat menyelesaikan proposal usaha ini yaitu Membuat TEMPAT PENSIL & HP DARI STIK ES KRIM.
Dalam membuat proposal ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak baik bantuan berupa moril maupun materil. Oleh sebab ini pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Proposal ini masih belum sempurna karena keterbatasan pengetahuan penulis dalam membuat proposal. Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya untuk kesempurnaan proposal ini.
Demikianlah Proposal ini penulis buat, semoga bermanfaat bagi kita semua terutama bagi penulis.
Padang, Maret 2019

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2 Manfaat .............................................................................................................. 2
1.3 Tujuan.................................................................................................................. 2
BAB II METODE PELAKSANAAN................................................................................. 3
2.1 Aspek Produksi................................................................................................... 3
2.2 Aspek Pemasaran ................................................................................................ 3
2.3 Analisis Swot....................................................................................................... 4
BAB III PERENCANAAN KEUANGAN........................................................................ 6
3.1 Biaya Modal......................................................................................................... 6
3.2 Biaya Tetap.......................................................................................................... 6
3.3 Biaya Produksi...................................................................................................... 6
3.4 Penentuan Harga Pokok....................................................................................... 7
3.5 Analisis Pendapatan............................................................................................. 7
3.6 Analisis Laba / Rugi............................................................................................. 7
BAB IV PENUTUP............................................................................................................. 7
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 8
4.2 Saran.................................................................................................................... 8


BAB I
PEDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Peluang bisnis adalah sebuah kesempatan untuk memulai ataupun membuka sebuah bisnis oleh siapa saja, contohnya seorang siswa ingin membuka sebuah bisnis itu tidak ada dalil yang melarangnya untuk memiliki kesempatan dalam mencari, membuka ataupun memulai sebuah peluang bisnis. Tetapi terkadang yang menjadi penghambat ketika akan memulai sebuah bisnis adalah modal, perlu kita ketahui tanpa modal yang besar pun kita bisa memulai sebuah bisnis yaitu dengan mendirikan bisnis dengan modal yang kecil.
Semoga karya ini dapat memberikan ide untuk teman – teman semua yang sedang binggung mencari sebuah peluang bisnis. Tanpa kita sadari sebenarnya peluang bisnis itu muncul dimana – mana. Proposal ini akan membahas tentang pembuatan dan peluang usaha  kerajinan dari Stik Es Cream Bekas. Saya memilih kerajinan tersebut karena bisnis tersebut tidak membutuhkan modal yang sangat besar dan yang paling penting stik es cream itu mudah di temukan dimana – mana. Stik es cream memiliki bentuk yang bukan persegi panjang tapi lonjong yang sangat mudah untuk di jadikan karya seni.
Contoh salah satu ide dari kami yaitu MEMBUAT TEMPAT PENSIL DAN HP DARI STIK ES KRIM, dari sini akan menciptakan berbagai macam kreatifitas.
Keunggulan yang di miliki dari produk kami ini yaitu bermanfaat bagi kalangan pelajar seperti tempat alat tulis yang bisa digunakan baik disekolah maupun di rumah. Bukan saja bagi kalangan pelajar tetapi bagi masyarakat luas seperti guru, pekerja kantoran, karyawan suatu bank, dan lainnya yang membutuhkan suatu wadah yang unik dan menari dengan tampilan yang cantik yang dapat digunakan untuk menyimpan pulpen,pensil, handphone dan sebagainya.
1.2 Manfaat
·      Membantu para wirausaha untuk berfikir kritis dan obyektif atas bidang usaha yang akan digunakan.
·      Sebagai alat komunikasi dalam memaparkan dan menyalurkan gagasan kepada pihak lain.
·      Sebagai gambaran secara umum dari jenis usaha yang dibuat.
1.3 Tujuan
Tujuan Umum
a.    Mengasah potensi berkarya
b.   Menumbuhkan jiwa kewirausahaan
c.    Untuk mengembangkan kreatifitas dalam bidang kerajinan stik es cream
d.   Memanfaatkan stik es cream yang mudah ditemui menjadi sebuah produk yang unik dan menarik
e.    Sebagai bentuk pembelajaran dalam berwirausaha
Tujuan Khusus
a.    Untuk memenuhi tugas Kewirausahaan
b.   Syarat menempuh ujian praktek Kewirausahaan

BAB II
METODE PELAKSANAAN

2.1 Aspek Produksi
a. Produk
Produk kerajinan yang kami hasilkan adalah stik es yang unik, yaitu jenis karya dari stik es cream. Karya kerajinan kami adalah “pen holder stick” yaitu tempat untuk menyimpan pulpen dan alat tulis lainnya, tidak hanya itu kerajinan ini juga dapat digunakan untuk menyimpan handphone. Kerajinan ini digunakan disesuaikan dengan kreasi dan kebutuhan terutama pelajar. Karya unik ini bersifat universal, tidak hanya anak kecil yang menyukainya tetapi juga para remaja dan orang dewasa. Konsumennya adalah semua kalangan.
           b.   Bahan Baku
Bahan baku utama produk ini adalah stik es cream. Untuk memperindah karya digunakan hiasan pita dan manik-manik.
           c.    Proses Produksi
Stik es cream ini akan diproduksi dengan proses sebagai berikut :
1.   Karya unik yang telah diproduk di galeri pribadi diletak di galeri untuk dihias dengan motif
2.   Kemudian pengrajin kami memoles secantik mungkin sesuai selera pasar
3.   Bagi karya pesanan diminta motif pada konsumen
2.2 Aspek Pemasaran
a. Target pemasaran
Jika melihat kompetitor-kompetitor yang bergerak di bidang usaha yang sama, memang sudah cukup banyak. Tetapi, kami menyiasatinya dengan inovasi berbeda dari produk-produk yang sudah ada. Yaitu, dengan inovasi stik ice cream, dengan suatu produk yang unik, harga yang ekonomis, dan yang paling penting bermanfaat bagi konsumen. Dengan ini, kami yakin produk yang kami miliki mampu bersaing dengan peserta lainnya. Segmen pasar yang kami tuju untuk kegiatan usaha ini adalah para pelajar, mahasiswa, perkantoran dan juga kalangan umum.
             b.     Wilayah Pemasaran
Kegiatan usaha ini kami lakukan dengan proses promosi di setiap sekolah dan juga dilingkungan masyarakat sekitar. Bidang usaha  kerajinan tangan memiliki peluang yang menjanjikan, karena produk ini merupakan kebutuhan tersier manusia.
            c.    Situasi Pemasaran
Produk kami banyak pesaing di pasaran maka di sini kami memasarkan sesuai dengan sasaran dan target yang pas. Jadi produk kami mampu bersaing di pasaran dan di prediksikan bisa mencapai target yang kami rencanakan. Di mana kami harus selalu aktif menyaring informasi untuk penjualan produk ini. produk bentuk souvenir yang kami ciptakan.
2.3 Analisis Swot
Sebelum melaksanakan usaha baru kita perlu mengetahui hal-hal atau aspek-aspek yang berpengaruh terhadap usaha tersebut. Hal tersebut diantaranya adalah aspek kekuatan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan (opportunities), dan ancaman (threath). Dengan melakukan analisis terhadap hal-hal tersebut diharapkan usaha akan berjalan lancar dan sukses.
Berikut adalah beberapa hal dari masing-masing aspek diatas:
a. Strength
1.   Karya ini merupakan kebutuhan ketiga atau tersier.
2.   Karya ini didesain sesuai dengan kebutuhan konsumen sehingga sangat bermanfaat dan berkualitas.
3.   Harga Terjangkau
b. Weakness
1.   Perkembangan jenis karya sangat cepat sehingga sulit untuk lebih mengembangkan ide yang lebih baru lagi.
2.   Banyaknya pesaing yang beroperasi di daerah atau tempat yang sama.
c. Opportunities
1.   Bahan yang digunakan mudah didapat
2.   Pengelolaannya cukup mudah
3.   Mendapatkan keuntungan yang cukup banyak
d. Threath
1.   Perkembangan karya yang cepat membuat konsumen akan beralih ke jenis karya yang terbaru lagi.
2.   Pesaing yang membuat produk semakin banyak.

BAB III
PERENCANAAN KEUANGAN

3.1 Biaya Modal
Kami menggunakan modal sebesar Rp.12.000,-
No
Nama Barang
Jumlah Barang
Harga
Jumlah Harga
1
Stik es krim
80 biji
Rp.      60
Rp. 4.800
2
Payet
1 bungkus
Rp. 2.000
Rp. 2.000
3
Pita
1 meter
Rp. 2.000
Rp. 2.000
4
Hvs
1 buah
Rp.    200
Rp.    200
                   5
Lem
Total
1 buah
Rp. 3.000
Rp. 3.000
Rp. 12.000

3.2 Biaya Tetap
No
Nama Barang
Jumlah Barang
Harga
Jumlah Harga
1
Gunting
1 buah
Rp. 4.000
Rp. 4.000

Note : biaya tetap tidak kami ikutkan dalam perhitungan biaya produksi sebab menggunakan kepemilikan yang ada (barang bekas)
3.3 Biaya Produksi
Biaya Produksi yang dikeluarkan untuk 1 buah produk adalah  Rp. 12.000. 
3.4 Penentuan Harga Pokok
HPP
Biaya Produksi
Jumlah Produksi
Rp. 12.000,-
1
Sub Total
Rp. 12.000,-
LABA
HPP
X Presentase Laba
Rp. 12.000,-
X 25 %
Sub Total
Rp. 3.000,-

Harga Jual    =    HPP              + Laba yang diinginkan
                           = Rp. 12.000,-   + Rp. 3000,-
               = Rp. 15.000,-
3.5 Analisis Pendapatan
Pendapatan        =          Harga Jual  × Jumlah Produksi
                           =          Rp.15.000,- × 1
                     =          Rp.15.000,-
3.6 Analisis Laba / Rugi
Laba                  =          Pendapatan   –         Biaya Produksi
                          =          Rp. 15.000,-  –         Rp. 12.000,-
                          =          Rp. 3.000,-


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Karya kerajinan tangan berbahan dasar stik ice cream sangat mudah dibuat asalkan ada kemauan dan mempunyai nilai seni bagi si pencipta kerajinan. Bahan - bahan dalam pengerjaan karya kerajinan stik ice cream sangat mudah ditemukan karena itu merupakan bahan - bahan yang sering dijumpai di kehidupan sehari-hari.
Adapun tujuan proposal ini yaitu untuk memperkenalkan lebih detail tentang produk kami. Isi dari proposal ini yaitu terdiri dari perkenalan produk, rincian biaya yang dibutuhkan dalam berproduksi, analisis SWOT produk hingga struktur organisasi pengelola. Semoga apa yang tertulis dalam proposal ini dapat dimengerti dengan mudah.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan semoga dapat  bermanfaat untuk ke depannya. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih dan mohon maaf apabila ada kesalahan kata.
4.2 Saran
Adapun saran yang ingin kami ungkapkan bagi pembaca.
a.    Untuk tetap melestarikan karya seni kerajinan dari stik es cream dan hendaknya kita harus memanfaatkan stik es cream agar tidak terbuang percuma.
b.   Bagi para pengrajin hendaknya berusaha lebih kreatif lagi dalam membuat kerajinan dari bahan stik es cream.

Demikianlah Contoh Proposal Usaha Kerajinan
Tempat Pensil dan Handphone Dari Stik Es Krim Bekas
Semoga Bermanfaat, Terima Kasih
Dibuat Oleh : Amanah Cengkeh Padang




Entri Populer