PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA
1. LATAR BELAKANG MUNCULNYA PERGERAKAN NASIONAL
INDONESIA
Ditinjau dari
istilah katanya “pergerakan” berasal dari kata dasar “gerak”. Di dalam bahasa
Inggris pergerakan dapat diartikan movement. Kemudian istilah pergerakan ini
digunakan dalam sejarah perjuangan bangsa, menjadi “pergerakan nasional” yang
identik dengan “kebangkitan nasional”.
Pergerakan
Nasional adalah suatu bentuk perlawanan terhadap kaum penjajah yang
dilaksanakan tidak dengan menggunakan kekuatan bersenjata, tetapi menggunakan
organisasi yang bergerak dibidang social, budaya, ekonomi, dan politik.
Munculnya pergerakan nasional di Indonesia, disebabkan
oleh dua faktor, antara lain
1. Faktor-faktor dari dalam negeri dan
bersifat nasional itu antara lain sebagai berikut:
1. Adanya tekanan
dan penderitaan yang terus-menerus, sehingga rakyat Indonesia harus bangkit
melawan penjajah.
2. Adanya rasa
sebasib-sepenanggungan yang hidup dalam cengkeraman penjajah, sehingga timbul
semangat bersatu membentuk negara.
3.
Adanya rasa
kesadaran nasional harga diri, menyebabkan kehendak untuk memiliki tanah air
dan hak menentukan nasib sendiri.
2. Faktor-faktor luar negeri yang dapat mempercepat timbulnya pergerakan nasional
, antara lain:
1. Kemenangan Jepang melawan Rusia pada tahun
1905
Perjalanan
sejarah dunia menunjukkan bahwa ketika pada tahun 1904-1905 terjadi peperangan
antara Jepang melawan Rusia, ternyata yang keluar sebagai pemenang dalam
peperangan itu adalah Jepang. Hal ini memberikan semangat juang terhadap para
pelopor pergerakan nasional di Indonesia.
2. Masuknya paham-paham baru ke Indonesia
1. Liberalisme
Liberalisme
diartikan kebebasan. Perjuangan ekonomi liberal dengan mengecam pemerintah yang
ikut campur tangan dalam masalah perekonomian. Ekonomi Liberal menginginkan
kekuatan ekonomi dibiarkan dan berkembang secara bebas. Liberalisme juga
mempengaruhi bidang politik. Dalam hal ini Liberalisme bertujuan untuk
mendapatkan pengakuan adanya kebebasan yang dimiliki oleh individu.
Perkembangan paham Liberalisme juga mempengaruhi bidang agama. Hal ini ditandai
dengan adanya kebebasan masing-masing individu untuk memilih suatu agama tanpa
paksaan atau campur tangan dri pemerintah.
2. Nasionalisme
Nasionalisme
adalah suatu paham yang dapat memberi ilham kepada sebagian penduduk untuk
bersatu dan dengan rasa kesetiaan yang mendalam megabdi kepentinganbangsa dan
negara. Nasionalisme dapat terbentuk karena adanya perasaan senasib, persamaan
budaya, persamaan karakter, dan persamaan keinginan untuk hidip bersama dalam
suatu kelompok. Nasionalisme lahir di Inggris pada mulanya merupakan sikap
bersatu untuk mempertahankan wilayah kekuasaannya agar jangan sampai melepaskan
diri. Nasionalisme Jerman pada awalnya muncul untuk melepaskan diri dari
kekuasaan Austria.
3. Sosialisme
Sosialisme
muncul akibat adanya perkembangan industrialisasi yang ada di Eropa.
Industrialisasi merupakan dampak dari adanya kebebasan individu dalam bidang
ekonomi yang akhirnya melahirkan golongan kapitalisme atau pemilik modal.
Golongan kapitalis menjadi golongan yang menguasai bidang perekonomian dan
mengadakan penindasan terhadap golongan buruh. Dalam masyarakat berkembang
adanya suatu kelompok yang mementingkan kedudukan dan status golongan buruh.
Inilah yang disebut golongan sosialis.
4. Demokrasi
Adalah suatu
sistem pemerintahan yang berasal dari rakyat, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Paham demokrasi pertama kali dilaksanakan di Yunani yaitu Polis
Athena yang berupa demokrasi langsung. Kekuasaan raja-raja di Eropa yang
sifatnya absolut mulai ditumbangkan dan ditentang oleh rakyat sehingga
memunculkan pemerintahan yang demokratis. Paham demokrasi pada intinya membahas
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pengakuan hak asasi manusia. Saat ini
demokrasi dikenal ada berbagai macam diantaranya :
Demokrasi
parlementer yang menempatkan kedudukan parlemen (badan legislatif) lebih tinggi
dari pada badan eksekutif.
Demokrasi
sistem pemisahan kekuasaan, dalam sistem ini kekuasaan legislatif dipegang oleh konggres, kekuasaan eksekutif
dipegang oleh presiden, sedangkan kekuasaan yudikatif dipegang oleh Mahkamah
Agung. Sistem seperti ini dianut oleh negara Amerika Serikat.
Sistem
demokrasi melalui referendum, dalam sistem ini setiap negara bagian memiliki
lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Sistem ini rakyat berperan
sebagai badan pengawas melalui sistem referendum. Contoh negara yang
melaksanakan sistem ini ialah Swiss.
5. Komunisme
Komunisme di
indonesia menyebar ketika paham tersebut di bawa oleh pelajar indonesia yang
belajar di negara-negara komunis seperti rusia kemudaian membawanya ke
indonesia. Komunis sendiri dapat diterima dengan cepat saat itu karena membawa
prinsip-prinsip nasionalisme serta kesetaraan hak antar warga negara.
Menyebarnya paham ini di periode pergerakan nasional membawa peranan penting
dalam memberikan warna berbeda dalam cara memerdekakan suatu bangsa. Perlu
dicatat bahwa komunisme membawa membawa arah pergerakan meluas dengan
kaderisasi yang melibatkan rakyat kelas bawah seperti petani dan buruh dan
tidak segan melakukan perlawanan secara fisik.
2. PERKEMBANGAN
PERGERAKAN NASIONAL DI INDONESIA
A. BUDI UTOMO
1) Latar belakang pendirian
Pada tahun
1906, Mas Ngabehi Wahidin Sudirohusodo mengadakan kampanye menghimpun dana pelajar
(Studie Fund) di kalangan priyayi di Pulau Jawa yang bertujuan untuk
meningkatkan martabat rakyat dan membantu para pelajar yang kekurangan dana.
Usaha tersebut dapat menarik simpati dari Dr. Sutomo salah satu mahasiswa
STOVIA Jakarta. Akhirnya berdirilah Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 dengan
ketuanya Dr. Sutomo.
2) Tujuan mula Budi Utomo
Asal mula
berdirinya Budi Utomo bukanlah partai politik karena tujuannya ingin
memperbaiki pelajaran di sekolah-sekolah, mengumpulkan dana untuk memfasilitasi
anak-anak bersekolah, membuka sekolah pertanian, memajukan teknik dan industri,
menghidupkan kembali seni dan kebudayaan bumi putera, dan menjunjung tinggi
cita-cita kemanusiaan dalam rangka mencapai kehidupan rakyat yang layak.
3) Kepengurusan Budi Utomo (Kongres I tanggal 3-5
Oktober 1908)
a.
Ketua (Raden Tumenggung Aryo Tirtokusumo)
b.
Wakil ketua (Wahidin Sudirohusodo)
c.
Sekretaris I (Mas Ngabei Dwidjosewojo),
sekretaris II (Raden Sostrosugondo)
d.
Bendahara (Raden Mas Panji Gondoatmodjo)
e.
Komisaris (Raden Mas Arjo Surdiputro, R.M.
Panji Gondosumarjo, R. Djojosubroto, Dr. Cipto Mangunkusumo).
Seiring
dengan perkembangan zaman, Budi Utomo menjadi sebuah partai politik sejak tahun
1915. Yang menjadikan Budi Utomo sebagai partai politik yaitu: Melancarkan isu
pentingnya pertahanan sendiri dari serangan bangsa lain; Menyokong gagasan
wajib militer pribumi; Mengirimkan komite Indie Weerbaar ke Belanda untuk
pertahanan Hindia; Ikut duduk dalam Volksraad (Dewan Rakyat); Membentuk Komite
Nasional untuk menghadapi pemilihan anggota volksraad.
Kelahiran
Budi Utomo merupakan tonggak awal kebangkitan bangsa, oleh sebab itu setiap
tanggal 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
B. SAREKAT ISLAM (SI)
1) Latar belakang pendirian
Awal
berdirinya organisasi ini bernama Sarekat Dagang Islam (SDI). Organisasi ini
didirikan oleh H. Samanhudi pada tahun 1911 di Solo. SDI bergerak dalam bidang
agama dan perdagangan. Dalam bidang agama yaitu menitikberatkan pelaksanaan
syariat Islam. Sedang dalam bidang perdagangan yaitu membela kepentingan
pedagang Islam dari dominasi pedagang Cina.
2) Strategi Sarekat Islam
Agar jumlah
anggota semakin besar tidak hanya pegadang Islam saja, maka pada tanggal 18
September 1912, Sarekat Dagang Islam diubah menjadi Sarekat Islam (SI) yang
tokoh-tokohnya yaitu HOS Cokroaminoto, Abdul Muis, H. Agus Salim dan Suryo
Pranoto. Untuk menyebarkan propaganda perjuangannya, Sarekat Islam menerbitkan
surat kabar yang bernama Oetoesan Hindia.
3) Tujuan Sarekat Islam
a.
Mengembangkan jiwa berdagang.
b.
Memberi bantuan kepada anggotanya yang
mengalami kesukaran.
c.
Memajukan pengajaran dan semua yang
mempercepat naiknya derajat bumi putera.
d.
Menentang pendapat-pendapat yang keliru
tentang agama Islam.
e.
Tidak bergerak dalam bidang politik dan
menggalang persatuan umat Islam hingga saling tolong-menolong.
4) Perpecahan dalam Sarekat Islam
Pada tahun
1920 Sarekat Islam pecah menjadi dua, yakni: SI Putih, yang berhaluan
nasionalisme dan Islam. Berpusat di Yogyakarta dan dipimpin oleh H. Agus Salim,
HOS Cokroaminoto, Abdul Muis dan Suryo Pranoto; SI Merah, yang berhaluan
komunis. Berpusat di Semarang dan dipimpin oleh Semaun dan Darsono.
Dalam
kongresnya di Madiun, SI Putih berganti nama menjadi Partai Sarekat Islam
(PSI). Kemudian pada tahun 1927 berubah lagi menjadi Partai Sarekat Islam
Indonesia (PSII). Sementara itu, SI Sosialis/Komunis berganti nama menjadi
Sarekat Rakyat (SR) yang merupakan pendukung kuat Partai Komunis Indonesia
(PKI).
C. INDISCHE PARTIJ (IP)
1) Latar belakang pendirian
Indische
Partij berdiri tanggal 25 Desember 1912 di Bandung oleh Tiga Serangkai yaitu
Douwes Dekker, Suwardi Suryaningrat dan Dr. Cipto Mangunkusumo. Pendirian
Indische Partij dimaksudkan untuk menggantikan Indische Bond yang merupakan
organisasi orang-orang Indo dan Eropa di Indonesia.
2) Tujuan Indische Partij
Indische
Partij merupakan organisasi pergerakan yang secara terang-terangan bergerak di
bidang politik dan ingin mencapai Indonesia merdeka. Hal ini dapat diketahui
dari tujuannya yaitu membangunkan patriotisme semua indiers terhadap tanah air
dan untuk mempersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka. Cita-cita dan tujuan
Indische Partij disebarluaskan melalui majalah Het Tijdschrifc dan surat kabar
De Express terbitan Bandung.
3) Langkah Indische Partij dalam mempersiapkan
kemerdekaan
Melalui
sarana surat kabar De Express, tokoh Indische Partij mengkritik pemerintah
Belanda. Kritikan pertama dari Suwardi Suryaningrat yang menulis artikel dengan
judul ‘Als ik een Nederlander was’ (Andaikan aku seorang Belanda), membuat
pemerintah Belanda menangkapnya dan diasingkan ke Belanda. Kritikan berikutnya
dari Dr. Cipto Mangunkusumo, yang menulis artikel melalui De Express pada
tanggal 26 Juli 1913 dengan berjudul Kracht of Vrees? (berisi tentang
kekhawatiran, kekuatan, dan ketakutan). Artikel tersebut membuat pemerintah
Belanda marah dan mengasingkannya ke Belanda. Kejadian ini membuat Douwes
Dekker ikut mengkritik pemerintah Belanda pada tanggal 5 Agustus 1913, juga
melalui De Express dengan judul Onze Helden: Tjipto Mangoenkoesoemo en Soewardi
Soerjaningrat (Pahlawan kita: Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi
Soerjaningrat). Akhirnya Douwes Dekker juga ikut ditangkap dan diasingkan ke
Belanda.
Karena sakit
yang dideritanya maka pada tahun 1914, Cipto Mangunkusumo dikembalikan ke
Indonesia sedangkan Suwardi Suryaningrat dan Douwes Dekker baru kembali ke
Indonesia pada tahun 1919. Dalam perkembangannya, Douwes Dekker ditangkap lagi
dan dibuang ke Suriname, Amerika Latin.
D. PERHIMPUNAN INDONESIA (PI)
1) Latar belakang pendirian
Organisasi
ini pada awalnya bernama Indische Vereniging, yang didirikan di Belanda pada
tahun 1908 oleh Sultan Kasayangan dan Noto Suroto. Tujuan semula dari
organisasi ini yaitu memajukan kepentingan bersama atas orang-orang yang
berasal dari Indonesia, baik yang pribumi maupun nonpribumi yang berada di
Belanda.
Kedatangan
tokoh-tokoh yang diasingkan di Belanda seperti Cipto Mangunkusumo, Suwardi
Suryaningrat dan Muhammad Hatta sangat mempengaruhi perkembangan Indische
Vereniging. Dalam erkembangannya
organisasi ini menjadi lebih radikal dan mengarah pada politik. Untuk
mempropagandakan programnya organisasi ini menerbitkan majalah Hindia Poetra.
Akhirnya pada tanggal 3 Februari 1925, Indische Vereniging diganti menjadi
Perhimpunan Indonesia (PI) yang bersemboyan “Indonesia Merdeka”. Dan majalah
Hindia Poetra juga berubah nama menjadi Indonesia Merdeka.
2) Strategi Perhimpunan Indonesia memperjuangkan kemerdekaan
Untuk
memperjuangkan Indonesia merdeka, Perhimpunan Indonesia banyak mengikuti
pertemuan internasional seperti Kongres ke-6 Liga Demokrasi Internasional untuk
Perdamaian di Paris pada tahun 1926 serta Kongres I Liga Penentang Imperialisme
dan Penindasan Kolonial di Berlin pada tahun 1927. Keberadaan Perhimpunan
Indonesia memiliki arti penting karena organisasi ini juga membuka
keanggotaannya untuk semua mahasiswa yang ada di Hindia Belanda.
E. MUHAMMADIYAH
Organisasi
ini didirikan di Yogyakarta pada 18 November 1912, di bawah pimpinan K.H.
Ahmad Dahlan. Tujuan pendirian Muhamadiyah adalah sebagai tanggapan
atas dasar saran Budi Utomo dengan maksud memberi pelajaran agama
kepada anggotanya, sehingga kelompok Muhamadiyah di katakan sebagai
organisasi agama yang modern. Pelaksanaan program kerjanya dimulai
dengan mendirikan sekolah yang berlandaskan agama, panti asuhan,
panti jompo dan fakir miskin serta balai pengobatan dan rumah sakit.
Perkumpulan ini tetap berpusat di Yogyakarta.
Pada 20
Desember 1912, Muhamadiyah meng nginkan organisasinya memiliki
badan hukum dan ternyata di kabulkan oleh gubernur jenderal yang memerintah
pada saat itu, dengan dikeluarkannya Govermen Besluit (SK) nomor 81
tanggal 22 Agustus 1914. Ternyata setelah Muhamadiyah berbadan
hukum, perkumpulan sejenis muncul di beberapa wilayah di Indonesia,
terutama di sekitar pesantren-pesantren yang sering mengadakan perkumpulan
(tablig). Atas persetujuan pemerintah Belanda, Muhamadiyah
berhak mendirikan cabang di semua wilayah. Peranan Muhamadiyah sangat
besar dalam mempersiapkan perlawanan terhadap dominasi asing.
F. TAMAN
SISWA
Setelah
dipulangkan ke Indonesia Suwardi Suryaningrat atau dikenal dengan sebutan
Ki Hajar Dewantara, masih tetap memiliki keinginan untuk memajukan
bangsanya. Hingga pada tahun 1922, ia mendirikan perguruan Taman Siswa.
Taman Siswa ini lahir dengan tujuan untuk memperbaiki sistem
pendidikan secara kultural yang dapat diselenggarakan dengan baik.
Bahkan organisasi ini menjadi tonggak untuk penataan pengembangan pen
didikan nasional. Keistimewaan dari Taman Siswa ialah pelaksanaan
kepemimpinan dalam organisasi yang demokratis, danmengutamakan kepentingan
rakyat. Taman Siswa memiliki pedoman sebagai berikut. “Ing ngarso sing tulodo, Ing madya mangun karso, Tut
wuri handayani”
Pedoman
tersebut dapat diartikan sebagai prinsip seorang pemimpin. Jika di depan
dia harus menjadi teladan, jika di tengah dia harus mampu membangun dan di
belakang dia harus mampu memberi soko atau dukungan yang baik. Pada
umumnya, pelaksanaan pendidikan diserahkan kepada pihak swasta, sehingga
cegahan kolonial Belanda terhadap jalannya pendidikan menjadi terbatas. Belanda
merasa takut Taman Siswa ini akan menghancurkan pemerintahannya. Saat itu
pemerintah mengeluarkan peraturan tentang adanya sekolah liar,
dan akhirnya Taman Siswa memiliki keterbatasan dalam
melakukan pergerakannya.
G. PARTAI NASIONAL INDONESIA (PNI)
1) Latar belakang pendirian
Partai
Nasional Indonesia didirikan di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 oleh Ir.
Soekarno, Dr. Cipto Mangunkusumo, Soedjadi, Mr. Iskaq Tjokrodisuryo, Mr.
Budiarto dan Mr. Soenarjo. Tujuan dari PNI yaitu mencapai Indonesia merdeka
dengan usaha sendiri.
2) Kepengurusan PNI
Dalam
kongres PNI pertama di Surabaya tanggal 27-30 Mei 1928 ditetapkan
kepengurusannya sebagai berikut:
a.
Ketua (Ir. Soekarno)
b.
Sekretaris/bendahara (Mr. Iskaq
Tjokrohadisurjo)
c.
Anggota (Dr. Samsi, Mr. Sartono, Mr.
Soenarjo, Ir. Anwari).
Dalam
kongres tersebut juga menetapkan susunan kerja yaitu mencapai Indonesia
merdeka, memajukan perekonomian nasional dan memajukan pelajaran nasional.
Untuk mencapai tujuan tersebut, PNI menggunakan tiga asas yaitu self help
(berjuang dengan usaha sendiri) dan nonmendiancy, sikapnya terhadap pemerintah
juga antipati dan nonkooperasi. Dengan dasar perjuangannya adalah marhaenisme.
Karena
dinilai membahayakan pemerintah kolonial Belanda, maka tokoh PNI diantaranya
Soekarno, Gatot Mangkuprodjo, Markum Sumodiredjo dan Supriadinata ditangkap dan
dijatuhi hukuman oleh pengadilan Bandung. Dalam proses peradilan, Soekarno
melakukan pembelaan dengan judul “Indonesai Menggugat”. Karena penangkapan para
tokohnya membuat PNI semakin goyah sehingga dalam kongres luar biasa pada
tanggal 25 April 1931 di Jakarta, PNI dibubarkan dan hal ini menimbulkan pro
dan kontra. Kejadian ini membuat Mr. Sartono mendirikan Partindo. Sedangkan
Mohammad Hatta dan Sutan Syahrir mendirikan Pendidikan Nasional Baru (PNI
Baru).
H. GABUNGAN POLITIK INDONESIA (GAPI)
GAPI berdiri
tanggal 21 Mei 1939 di Jakarta. GAPI gabungan dari Parindra, Gerindro,
Pasundan, Persatuan Minahasa, PSII, PII, dan Partai Katolik. Tokoh-tokoh GAPI
antara lain M. Husni Thamrin, Abikusno Tjokrosujono, Amir Syarifuddin dan
Kasimo. Faktor pendorong berdirinya GAPI ialah: Petisi Sutarjo yang menuntut
agar Indonesia diberi pemerintahan sendiri, tetapi ditolak oleh Belanda;
Menjelang Perang Dunia II situasi dunia genting; Sikap pemerintah kolonial
Belanda yang kurang memperhatikan kepentingan bangsa Indonesia.
Dalam
konferensi pertama pada tanggal 4 Juli 1939 telah mencanangkan semboyan yaitu
Indonesia Berparlemen. GAPI mengeluarkan pernyataan yang dikenal dengan nama
Manifesto GAPI dan isinya menyerukan kepada semua pihak untuk waspada terhadap
bahaya fisis.
I. ORGANISASI KEPEMUDAAN
Organisasi
kepemudaan yang terbentuk pada masa kebangkitan nasional merupakan akibat
langsung berdirinya Budi Utomo, sehingga menyadarkan para pemuda untuk ikut memperjuangkan
nasib bangsa Indonesia, namun organisasi kepemudaan ini masih bersifat
kedaerahan. Ada beberapa organisasi yang berdiri di Indonesia antara lain :
1)
Trikoro Dharmo/Jong Java
Gerakan
pemuda Indonesia
sebenarnya telah dimulai sejak berdirinya Budi Utomo. Para pendiri Budi Utomo
sebenarnya adalah para pemuda yang masih menjadi mahasiswa STOVIA.
Namun, sejak kongres pertama, kepengurusan Budi Utomo diambil alih kaum priayi
(bangsawan) dan para pegawai negeri. Tindakan tersebut membuat para pemuda
kecewa kemudian keluar dari Budi Utomo.
Pada
tanggal 7 Maret 1915, para pemuda mantan anggota Budi Utomo mendirikan
organisasi Trikoro Dharmo di Batavia. Para pemimpinnya, antara lain R. Satiman
Wiryosanjoyo (ketua), Sunardi atau Wongsonegoro (wakil ketua), Sutomo
(sekretaris), dan pengurus lainnya, seperti Muslich, Musodo, dan Abdul Rachman.
Trikoro Dharmo hanya untuk anak-anak sekolah menengah yang berasal dari Pulau
Jawa dan Madura. Trikoro Dharmo artinya tiga tujuan mulia.
Adapun
tujuan organisasi Trikoro Dharmo adalah sebagai berikut:
a. Mempererat
tali hubungan pelajar pribumi pada sekolah menengah dan perguruan kejuruan.
b.
Menambah
pengetahuan umum bagi anggotanya.
c. Membangkitkan
dan mempertajam perasaan buat segala bahasa dan kebudayaan Hindia.
d. Memperkukuh
rasa persatuan dan kesatuan di antara para pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali,
dan Lombok.
Pada tahun 1918 lewat kongresnya yang pertama di Solo, nama Trikoro Dharmo diubah menjadi Jong Java. Hal itu dimaksudkan agar para pemuda dari luar Pulau Jawa yang tata sosialnya berlandaskan budaya Jawa bersedia menjadi anggota Jong Java. Kegiatan Jong Java berkisar pada masalah-masalah sosial dan kebudayaan. Misalnya, pemberantasan buta huruf, kepanduan, dan kesenian. Jong Java tidak ikut terjun dalam dunia politik dan tidak pula men- campuri urusan agama tertentu. Anggotanya dilarang menjalankan aktivitas politik atau menjadi anggota partai politik.
Akan tetapi, sejak tahun 1924 karena pengaruh gerakan radikal, Syamsuridjal (ketua) mengusulkan agar anggota yang sudah berusia 18 tahun diberi kebebasan berpolitik dan juga memasukkan program memajukan agama Islam. Usul ini ditolak. Akibatnya, para anggota yang menghendaki terjun ke dunia politik dan ingin memajukan agama Islam mendirikan Jong Islamieten Bond. Organisasi Jong Islamieten Bond dipimpin oleh Syamsuridjal dengan mengangkat Haji Agus Salim sebagai penasihatnya.
Karena
kuatnya pengaruh pergerakan politik, dalam kongresnya di Solo (17–31 Desember
1926) ditegaskan oleh ketuanya, Sunardi Jaksodipuro bahwa tujuan Jong Java
tidak hanya terbatas untuk membangun cita-cita Jawa Raya saja, tetapi harus
bercita-cita persatuan dan Indonesia merdeka. Untuk itu, anggota yang berusia
di bawah 18 tahun hanya diperkenankan mengikuti kegiatan studi, seni, olahraga,
dan kepanduan. Anggota yang berusia di atas 18 tahun boleh mengikuti
rapat-rapat politik.
2)
Jong Sumateranen Bond (9 Desember 1917)
Sejalan
dengan lahirnya Trikoro Dharmo (1915) yang berubah nama menjadi Jong Java
(1918), pada tanggal 9 Desember 1917 di Batavia berdiri Jong Sumateranen Bond.
Adapun tujuannya adalah sebagai berikut:
1.
mempererat
persaudaraan pemuda pelajar dari Sumatra dan membang- kitkan perasaan bahwa
mereka terpanggil untuk menjadi pemimpin dan pendidik bangsa
2.
membangkitkan
perhatian anggotanya dan orang luar untuk menghargai adat istiadat, seni,
bahasa, kerajinan, pertanian, dan sejarah Sumatra
Untuk
mencapai tujuan itu, dilakukan usaha-usaha sebagai berikut
- menghilangkan perasaan prasangka etnis di kalangan orang-orang Sumatra
- memperkuat perasaan saling membantu
- bersama-sama mengangkat derajat penduduk Sumatera dengan alat propaganda, kursus, dan ceramah-ceramah.
Berdirinya
Jong Sumateranen Bond dapat diterima oleh para pemuda Sumatra yang berada di
kota-kota lainnya. Oleh karena itu, dalam waktu singkat organisasi ini sudah
mempunyai cabang di Bogor, Serang, Sukabumi, Bandung, Purworejo, dan
Bukittinggi. Dari organisasi inilah kemudian muncul tokoh-tokoh nasional,
seperti Moh. Hatta, Muh. Yamin, dan Sutan Syahrir. Makin tebalnya jiwa nasional
di kalangan pemuda Sumatera menyebabkan nama Jong Sumateranen Bond yang
menggunakan istilah Belanda diubah menjadi Pemoeda Soematera.
3)
Jong Ambon
Jong
Ambon didirikan pada tahun 1918. Sebelum itu, sebenarnya telah lahir berbagai
organisasi yang didirikan oleh orang-orang Ambon. Misalnya, Ambonsch
Studiefonds (1909) oleh Tehupeilory; Ambons Bond (1911) untuk pegawai negeri:
Mena Muria (1913) di Semarang; Sou Maluku Ambon di Ambon. Organisasi tersebut
bertujuan memajukan ekonomi suku bangsa Ambon.
4)
Jong Minahasa dan Jong Celebes
Jong
Minahasa didirikan pada tanggal 25 April 1919 oleh tokoh muda Minahasa, Ratu
Langie. Jong Minahasa tampaknya sebagai lanjutan dari organisasi yang telah
dibentuk sejak 1912 di Semarang, yaitu Rukun Minahasa. Pada tahun 1917 muncul
pula organisasi Minahasa Celebes di Jakarta. Akan tetapi, dalam kenyataan Jong
Minahasa dan Jong Celebes tidak dapat tumbuh karena jumlah pelajar dari
Sulawesi tidak banyak.
5)
Perkumpulan Pemuda Daerah Lainnya
Pergerakan pemuda dari daerah lainnya
yang muncul pada masa Pergerakan Nasional, antara lain sebagai berikut:
a. Sekar
Rukun (1920) didirikan oleh para pemuda Sunda di Jakarta.
b. Pemuda
Betawi didirikan oleh para pemuda asli Jakarta yang dipimpin oleh Husni Thamrin.
c. Amorsch
Verbond didirikan di Makassar (8 Juni 1922) untuk suku Timor.
d. Jong
Batak Bond didirikan untuk suku Batak pada tahun 1926.
Kongres Pemuda I
Kongres Pemuda I
diadakan di Jakarta pada tanggal 30 April 1926, diketuai oleh Muh. Tabrani dari
PPKI. Hasil Kongres Pemuda
I yaitu :
1. Mengusulkan agar semua perkumpulan pemuda bersatu dalam organisasi pemuda
Indonesia, baik secara fusi maupun federasi.
2. Mempersiapkan diselenggaranya Kongres Pemuda ke II.
Kongres Pemuda II
Kongres Pemuda II diadakan di Jakarta tanggal 27-28
Oktober 1928, dihadiri oleh wakil-wakil organisasi pemuda di seluruh daerah,
dan diketuai oleh Seogondo Djojopeospito dari PPPI.
Hasil Kongres Pemuda II yaitu
:
1. Menyepakati seluruh organisasi kepemudaan di
Indonesia berfusi atau meleburkan ke dalam Indonesia Muda.
2. Para pemuda yang hadir dalam kongres, mengikrarkan Sumpah
Pemuda yang berisi suatu kesepakatan : satu tanah air, Indonesia; satu
bangsa, Indonesia; dan menjujung tinggi bahasa persatuan, Indonesia.
Pada tahun 1928 alam politik di
Indonesia sudah dipenuhi oleh jiwa persatuan. Rasa bangga, rasa telah menemukan
diri-sendiri, rasa memiiki cita-cita tinggi yaitu Indonesia Merdeka, telah
mencekam jiwa rakyat Indonesia yang terjajah. Dalam Kongres Pemuda Indonesia
II pada tanggal 27-28 Oktober 1928 di Jakarta, yang dihadiri oleh utusan
organisasi-organisasi pemuda, diikrarkanlah sumpah yang terkenal dengan nama Sumpah
Pemuda. Isinya adalah:
ISI SUMPAH PEMUDA :
Pertama: Kami
putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah
Indonesia
Kedua : Kami
putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
Ketiga : Kami
putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.
Kepada Kongres juga diperkenalkan lagu
Indonesia Raya yang diciptakan oleh Wage Rudolf Supratman, dan bendera
Merah Putih yang dipandang sebagai bendera pusaka bangsa Indonesia. Peristiwa
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, merupakan salah satu puncak
Pergerakan Nasional.
Demikianlah Pergerakan Nasional Indonesia
Semoga Bermanfaat, Terima Kasih.
Dibuat Oleh : Amanah Cengkeh Padang
Demikianlah Pergerakan Nasional Indonesia
Semoga Bermanfaat, Terima Kasih.
Dibuat Oleh : Amanah Cengkeh Padang
No comments:
Post a Comment