Kumpulan Cerpen

KUMPULAN CERPEN


Berikut ini beberapa contoh CERPEN

AKU PETUALANG
Aku berdiri dengan tegap di depan pintu rumah. Bahan yang diperlukan sudah dibungkus Ibuku dengan baik menggunakan kain berwarna cokelat dan sudah melekat di punggungku. Kata Ibu ini benda berharga dan harus kujaga dengan baik. Aku menatap pedangku masih berkilauan dan tajam, segera kusarungkan lagi pedangku lalu kuikat di pinggangku. Hah! Perjalanan ini sangat berbahaya aku harus kuat menghadapinya. “Ibu, Ayah tolong doakan aku.” Aku menoleh dengan sedih menatap pintu rumah.
Aku pun lalu berjalan sambil melihat peta yang diberikan Ayah. Petanya kelihatan rumit. Hari ini pertama kalinya aku dipercaya orangtuaku melakukan tugas berat karena sudah dewasa. Aku berusaha sejeli mungkin melihat keadaan sekitar sambil memegang gagang pedang.
“Jaka, mau pergi ya?” suara teriakan berasal dari sebuah rumah. Aku terkejut, ternyata yang memanggil adalah Bibi tetangga tidak jauh dari rumah. Aku segera tersenyum dan memberi salam dengan sopan.
“Ya Bibi. Saya mau pergi ke suatu tempat diberi tugas Ayah mengantarkan ini.” Kataku sambil menunjukkan kain coklatku.
“Ya ampun di luar kan berbahaya. Tahu tempatnya?” Bibi mendekatiku.  angsung kuberikan peta Ayah kepadanya.
“Wah ini jauh sekali. Jaka memang berani sekali” Kata Bibi sambil mengusap kepalaku.
“Tunggu sebentar.” Bibi masuk ke dalam rumahnya. Tak lama Bibi keluar sambil membawa bungkusan berisi ayam.
“Ini bawalah kau pasti lapar dalam perjalanan.” Aku segera berterima kasih dan setelah mengucapkan selamat tinggal aku melanjutkan perjalanan.
Aku menyusuri jalan setapak yang menurun. Oh, aku ingat jalan ini kalau tidak salah di dekat sini ada binatang buas. Aku segera waspada. Kukeluarkan pedangku dari sarungnya.
AAUWWW!!!
Suara raungan! Tanganku gemetaran kencang. Benar saja segerombol binatang buas sudah berkumpul di depanku, siap menyerangku. Apa yang harus kulakukan jumlahnya lebih dari satu. Jika saja cuma seekor aku bisa mengusirnya dengan pedang ini. Oh, iya aku punya ide. Kukeluarkan ayam dari Bibi, lalu kulemparkan sejauh mungkin. Lalu aku berlari sekencang-kencangnya meninggalkan para binatang itu yang berebut ayam. Óh. Syukurlah aku lolos, kadang otak memang lebih diperlukan daripada otot.
Aku melanjutkan perjalanan, kakiku sudah tidak bertenaga dan susah diajak berkerjasama. Kantong di pundakku sudah serasa lebih berat 2 kali lipat dari awal kubawa tadi. Tapi aku berjalan meski napas tersenggal-senggal. Godaan untuk beristirahat datang tapi aku harus tetap bersemangat karena rumah yang kutuju sudah dekat. Aku terus menyuri jalan sambil mengecek peta. Lalu aku melihat sesuatu yang tidak biasa di depanku.
Seorang raksasa berdiri di depan jalan tujuanku. Tinggi raksasa itu 3 kali lipat dari tinggiku dengan kumis dan jenggot tebal kusut karena tidak terurus. Dia membawa tongkat besar yang dipukul-pukulkan ke tangannya. Dia menyeringai melihatku seperti melihat makanan yang lezat. Apa yang kulakukan? Jika aku harus mengalihkan perhatian, ayamnya sudah habis. Terpaksa aku harus bertarung dengannya. Aku yakin aku lebih lincah dan gesit.
Aku mengambil ancang-ancang menyerang. Kutarik pedangku dari sarungnya. Dia berlari sambil mengarahkan tongkatnya kepadaku tapi segera kutangkis dengan pedang. Dia terus menyerangku dengan pukulan asal-asalan. Karena gerakannya yang lambat, aku berhasil menangkisnya dengan baik. Tapi kalau aku bertahan terus aku yakin akan kalah karena kelelahan. Aku menghitung dalam hati berapa detik yang dia perlukan untuk melancarkan serangannya. 5 detik! Setelah raksasa itu menganyunkan tongkatnya ke belakang aku segera menghindar ke samping, lalu menusuknya dari belakang.
ARGGHHHH!!!
Teriakan raksasa itu menyakitkan gendang telingaku. Aku segera mencabut pedangku. Sisa tenagaku lalu kupakai untuk berlari sekencang-kencangnya. Hufht! Aku berjalan terseok-seok karena kelelahan. Sampai akhirnya aku sampai di rumah yang kutuju. Kuketuk pintunya dengan lemas.
“Siapa? Oh, Jaka.” Iris, sepupuku, membukakan pintu. “Mana Tante, Di..” Kataku kelelahan.
Aku lalu diantar ke dalam. Tante Di kegirangan melihatku. “Jaka hebat. Jaka datang sendiri?” Tante Di lalu mengambil kain di punggungku. Kantong itu berisi baju oleh-oleh dari Ibuku dari luar kota. Aku mengangguk kencang, langsung menyambar minuman dingin yang dibawa Mbak Iris dengan kedua tangan, lalu meminumnya sampai habis.
“Jaka di perjalanan tadi bertarung dengan binatang buas dan raksasa.” Kataku dengan sombong.
“Oh, benarkah?” mata Mbak Iris terlihat kagum padaku. “Maksudnya anjing kompleks sama Pak Aji ya?” bisik Tante Di pada Iris. “Ya, Pak Aji emang seneng main-main sama anak kecil. Hihihi” Iris berbisik sepelan mungkin pada Ibunya.

“Jaka kelas berapa sekarang?” Om Agus bertanya padaku tapi matanya tidak lepas dari TV.
“Nol besar Om.” Kataku bangga.
 ***** TAMAT *****


AKU YANG TERLAMBAT
Sama sepertimu, aku juga hanyalah seorang hamba yang hidup di bawah langit sang Illahi dan di atas tanah sang kholid. Sama sepertimu, aku juga hanyalah seorang insan yang dianugerahi cinta. Cinta kepada Rabb ku dan cinta kepada ciptaan-Nya. Dalam ruang cinta kepada ciptaan-Nya, dia masuk dalam kategori.
Haura namanya, seorang akhwat yang baru kutahu namanya 3 bulan yang lalu. Namun sudah aku kagumi sejak 1 tahun yang lalu. Kali pertama aku melihatnya berada di depan gerbang sebuah panti asuhan. Entah apa dan sedang apa ia disitu. Aku tak tahu. Dan kulihat kakinya mulai memasuki halaman panti. Aduhai, sungguh indah nan anggun sekali ia. Kerudungnya yang panjang yang membalut auratnya sungguh sangat mempesona. Rasanya ingin bertaaruf dengannya untuk kemudian langsung menikah dengannya.
“Ah, sudahlah” kataku mencoba menepis rasa yang ada. Hari demi hari, setiap kali aku melewati panti asuhan itu, ia selalu ada disana. Dan sesekali mobilku berhenti sejenak di depan panti itu saat kulihat ia berada disana bersama anak-anak panti. Sesekali juga aku curi-curi pandang. Dan saat aku kepergok saat sedang memerhatikannya, jantungku langsung berdegup kecang sekali dan langsung kulajukan mobilku meninggalkan tempat itu.
Dunia begitu sempitnya, suatu hari aku singgah di sebuah masjid saat kudengar sayup-sayup adzan zuhur mulai berkumandang. Aduhai, bak rezeki. Aku bertemu dengan Haura di masjid itu. Kulihat dia sedang memakai sepatu dan sepertinya ia akan beranjak pergi meninggalkan masjid ini. Aku pun langsung bergegas melaksanakan sholat zuhur. Dan selepas aku melaksanakan sholat zuhur, kulihat ia masih duduk-duduk di depan masjid itu. Kulihat dia duduk bersama dua akhwat lainnya. Seperti sedang membicarakan sesuatu. Tak lama kemudian, kulihat mereka bertiga berjalan menuju suatu tempat. Kuikuti ia bersama dua rekannya itu. Dan aku sangat terperanjat saat ketika langkah mereka terhenti di sebuah panti asuhan tempat pertama kalinya aku melihat Haura.
Sudah hampir setahun aku terus memerhatikan dan memantau kegiatannya tanpa mengetahui siapa namanya. Akhirnya, aku memberanikan diri untuk datang ke panti itu. Kulihat beberapa anak yang sedang asyik bermain. Kutemui mereka dan mulai kuajukan pertanyaan sederhana kepada mereka.
“Assalamualaikum adik” sapa ku pada mereka.
“Waalaikumsalam kak” jawab mereka kompak.
“Dik, perempuan yang cantik yang selalu mengunjungi panti ini siapa ya?”
“Oh, itu mbak Haura kak. Dia dulu dibesarkan di panti ini. Jadi setiap hari kak Haura datang kemari entah untuk sekedar silahturahmi atau menyantuni kami kak” jawab salah seorang anak.
“Ohh.. Ternyata namanya Haura”. Kataku.
Hari demi hari pun berlangsung begitu cepatnya. Kali ini kulihat ia duduk berdua di atas roda dua bersama seorang ihwan.. “siapa dia?” tanya ku dalam hati. “Ah mungkin itu saudaranya atau jangan jangan… ah sudahlah.. Mana mungkin dia sudah menikah”. Kataku sambil tertawa kecil.
Beberapa hari kemudian, kulihat ia sedang duduk sendiri di depan sebuah masjid seperti sedang menunggu seseorang. Dan aku mulai memaksa diriku untuk berani menemuinya sekedar menanyakan alamatnya untuk kemudian dapat menemui orangtuanya.
Dan akhirnya langkahku terhenti tepat di depannya. Kita berjarak kira-kira 1 m. Dan aku mulai menyapanya dengan salam. Dia menjawab salamku dengan lembut sekali. Tapi alangkah terkejutnya aku ketika kulihat telah melingkar cincin di jari manisnya. Kumencoba bertanya sedang apa ia disini. Sebuah jawaban yang sangat pahit keluar dari mulutnya.
“Saya sedang menunggu dijemput suami saya mas” jawabnya lembut namun menyakitkan aku.
“Anti sudah berapa lama menikah?”
“Baru seminggu mas” jawabnya singkat.
Akhirnya aku langsung pamit untuk langsung pulang ke rumah membawa sejuta perih.
“Seharusnya aku lebih cepat menemuinya, seharusnya aku tidak menunda-nunda waktu untuk mengenalnya. Yaa Rabb.. Terlambatlah sudah aku untuk dapat memilikinya. Alangkah beruntungnya pria itu mendapatkan kekasih seperti Haura”. Sesalku mendalam.
Nb: terkadang kita takut mengungkapkan rasa kepada seseorang yang kita sukai. Dan kita menunda-nundanya karena merasa belum siap. Tanpa kita sadari, diluar sana banyak juga yang memendam rasa kepada orang yang kita sukai. Maka segeralah ungkapkan rasa itu sebelum terlambat dan akhirnya hanya sebuah penyesalan yang didapat.

***** TAMAT *****


AWAL HIJRAHKU
Semua orang di dunia ini tau bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah yaitu Tuhanku Yang Maha Sempurna. Aku sebelumnya tidak pernah tau bahwa cantik yang sesungguhnya berasal dari akhlak seseorang dan ketakwaanya kepada Allah. Ini bermula saat aku duduk di bangku SMA kelas 10. Kupandangi semua seniorku yang cantik-cantik dan tampan. Mereka semua fashionable dan sangat mengerti tren masa kini. Sangat berbeda jauh denganku yang berjilbab alakadarnya, kulit hitam, hanya sekedar memakai alas bedak aku pun jarang. Karena pada saat itu model jilbab tipis yang disampirkan di pundak sangat kekinian aku pun melakukanya juga. Hampir seluruh siswinya mengenakan model jilbab yang seperti itu.
Ketika aku mulai jatuh cinta dengan seorang pria teman sekelasku aku mulai merubah semua aspek dalam diriku. Bermula dari penampilanku, aku pergi ke salon sebulan sekali dan cukup untuk menguras dompet orangtuaku, Aku menggunakan produk kecantikan, membeli fashion wanita terbaru hingga memakai parfum di seluruh tubuhku. Semua itu hanya agar terlihat cantik dan untuk menarik perhatian pria yang aku sukai.
Pada akhirnya hari demi hari aku dan dia saling mengirim pesan lewat bbm dan dia mengungkapkan perasaanya kepadaku. Aku pun menerimanya menjadi pacarku karena pada awalnya aku memang menyukainya. Hubunganku dengannya bisa dibilang sangat langgeng untuk kalangan siswa SMA walaupun sering putus nyambung sesaat. Kami sering ke luar malam setiap malam minggu bahkan berangkat sekolah bersama. Memang benar hampir seluruh masa SMA ku dihabiskan bersamanya karena aku selalu satu kelas denganya selama 3 tahun. Kami berpacaran selayaknya orang pacaran dia bahkan pernah menggandeng tanganku.
Ketika kami kelas 12 kami memutuskan hubungan karena akan menghadapi ujian nasional. Setelah ujian nasional kami kembali dekat seperti orang pacaran tetapi kami tidak berstatus pacaran. Aku tau walaupun tidak berstatus pacaran tetap saja hukumnya haram karena kita saling mengirim pesan seperti orang pacaran. Karena ada suatu masalah, hubunganku denganya semakin renggang hingga memutuskan untuk berpisah. Namun, ini adalah perpisahan yang terbaik karena ia ingin mengejar cita-citanya dan menjadi pribadi yang lebih baik. Aku pun berusaha menerima keputusanya dan berusaha ikhlas walaupun sebenarnya ada perasaan sakit yang tidak bisa dijelaskan. Aku sempat kesal dan marah, aku bersikap sinis kepadanya seolah-olah aku menjadikanya dia musuhku.
Pada saat malam Idul Fitri, dia mengirim pesan kepadaku dan meminta bertemu denganku karena ada suatu hal yang ingin dibicarakan. Dia ingin menemuiku karena belum tentu sehabis lebaran dia bisa bertemu denganku lagi karena akan sibuk mendaftar ke perguruan tinggi. Awalnya aku memilih perguruan tinggi yang sama dengannya namun pada akhirnya kami tidak lolos SBMPTN. Aku memutuskan untuk tidak mengikuti ujian mandiri di universitas yang sama dengan alasan akan melupakanya dan tidak ingin bertemu denganya lagi. Namun lagi-lagi aku terhasut dengan bisikan setan dan menerima ajakannya untuk bertemu.
Dia sangat baik kepadaku walaupun status kami sudah tidak berpacaran lagi. Dia bilang bahwa sebisa mungkin dia tidak akan pacaran dan berharap suatu saat bisa berjodoh denganku. Aku pun juga memikirkan hal yang sama. Aku tidak mau terlalu berharap denganya karena belum tentu aku ditakdirkan untuknya dan membuat hatiku jadi kecewa. Aku hanya ingin fokus dengan kuliahku dan selalu berusaha memperbaiki diri karena aku percaya bahwa jodohku adalah cerminan dari diriku. Jika Allah mengizinkan, kita akan berjodoh namun jika tidak kita akan diberi pengganti dengan yang lebih baik.
Setelah bertemu denganya, aku berpikir untuk tidak perlu membencinya setelah putus. Dari patah hatiku inilah Allah sedikit demi sedikit mulai memasukan hidayahnya kepadaku. Aku sering membaca kata-kata motivasi islami di internet dan mencoba memahami apa yang tersembunyi dibalik patah hatiku ini sehingga suatu waktu aku teringat dengan sahabatku. Dia adalah wanita yang cantik dan syar’i pakaiannya juga rajin sholat. Aku memberitahu padanya bahwa aku ingin berhijrah tetapi hijrahku selalu terhalang oleh sesuatu yang aku inginkan. Aku masih ingin memakai jilbab gaul yang kekinian yang tidak menutup dada, aku masih ingin menggunakan celana jeansku yang mencetak bentuk kakiku. Bagaimana aku menghadapinya.
Tiba-tiba sahabatku datang ke rumahku. Aku sangat terkejut dia datang dan membawa buku yang berisi tentang bagaimana wanita cantik yang sesungguhnya, bagaimana wanita itu cantik di depan Allah bukan di depan makhlukNya. Sahabatku berkata bahwa apa yang aku tanyakan jawabanya ada di buku tersebut. Aku pun membacanya dan memahami isinya. Aku sadar bahwa cantik yang sebenarnya tidak berasal dari ketebalan make up yang kita pakai atau seberapa terbukanya pakaian kita. Cantik yang sebenarnya adalah bagaimana kita berperilaku, bagaimana kita bertutur kata dan bagaimana kita bertakwa kepada Sang Pencipta. Menjadi muslimah sejati berpakaian sesuai adab yang ada, memakai jilbab yang syar’i, tidak memakai pakaian yang ketat dan wudhu sebagai make upnya. Awalnya memang aku berfikir berpakaian seperti itu membuat kita tidak terlihat cantik, takut jika tidak ada laki-laki yang akan menyukai kita. Tetapi aku terinspirasi dengan sebuah buku milik sahabatku yang di dalamnya juga menjelaskan bahwa tidak perlu berpacaran karena setiap makhluk diciptakan untuk berpasangan. Seberapa keras usaha kita untuk bersamanya jika Allah tidak mengizinkan selamanya kita tidak akan berjodoh dengan orang yang kita inginkan. Kita hanya perlu memperbaiki diri dan terus memperbaiki diri menjadi seseorang yang lebih baik dari hari sebelumnya.
Dari kisah pacaranku itu aku sadar bahwa patah hatiku kali ini merupakan patah hati terbaiku dan menjadi awal hijrahku sedikit demi sedikit. Walaupun hijrahku masih jauh dari kata sempurna tetapi aku yakin suatu saat Allah akan menyempurnakan hijrahku. Semoga aku dan kalian bisa berhijrah bersama-sama ya ukhti. Amin.

***** TAMAT *****


HARI TERAKHIR BERSAMANYA
 “Ahh Bodo amat!” itulah kataku kepada Amel, mantan pacarku.
Sebenarnya aku dan dia telah berpacaran 5 tahun, lama kelamaan sikapnya yang sayang sama aku, lama-lama ada yang aneh dengan dia. Benar saja, malam itu aku baru pulang dari balap liar di kota X, ternyata aku melihatnya dengan lelaki lain. Sedih, emosi saat ku melihatnya, namun hal itu aku tahan sampai esok hari.
Esok harinya, aku bertemu dengan dia, pertemuan yang bertanda berakhirnya kisah cinta kami.
“Amel” kataku padanya.
“Iya, ada apa?” sahutnya.
“Aku ingin bicara padamu sebentar” kataku lagi padanya.
“Ada apa?” tanyanya.
“Aku ingin kisah cinta kita berakhir sampai sini saja” kataku sambil menahan air mata.
“Maksudmu?” tanya Amel yang langsung bingung.
“Iya, hari ini kita putus!” tegasku padanya.
“Tapi kenapa?” tanya dia kembali.
“Jangan kira aku tidak melihatmu semalam dengan lelaki lain”
“Jangan salah paham dulu, aku dan dia cuma…” belum selesai bicara, aku langsung memotong pembicaraannya.
“Jangan banyak alasan, mulai hari ini gak ada lagi aku dan kau, yang ada hanya lo dan gue” jelasku.
“Tapi…” katanya sambil mengangin.
“Ahh bodo amat!!” kataku sambil meninggalkannya yang masih menangis.
Sedih, sakit perih, itu yang aku rasakan saat itu.
Tujuh tahun aku dan dia hilang kontak dengan dia. Sampai suatu hari
“Taufiq, lo masih ingat Amel gak?” tanya sahabatku, Dani.
“Ya gue masih ingat sama dia, kenapa?” tanyaku.
“Fik, hari ini dia kecelakaan” tegasnya.
“Lalu dia dirawat di rumah sakit mana?” tanyaku panik.
“Di rumah sakit—” katanya.
Langsung aku tancap gas dengan mobil ilegal race-ku.
Sampai di rumah sakit yang dituju, aku langsung menanyakan kamar di mana dia dirawat, setelah aku mendapat informasi, aku langsung ke ruangan di mana dia dirawat.
“Amel!!” teriakku.
“Amel tolong sadar mel, aku minta maaf tentang kejadian 7 tahun lalu”
Beberapa saat kemudian, dia siuman.
“Taufiq? lo mau ngapain ke sini?” tanyanya.
“Gue dapat kabar dari Dani kalau lu kecelakaan dan dirawat di rumah sakit ini, aku langsung ke sini”
“Mel gue mau minta maaf tentang kejadian 7 tahun lalu, lo mau kan maafin gue?” tanyaku.
“Iya pik, gue mau maafin lo” kata Amel.
“Satu lagi mel, kamu mau kan balikan sama aku?” pintaku.
“Iya pik, aku mau balikan sama kamu” katanya.
Saat itu juga, dia telah tiada.
Esoknya di pemakaman, setelah semuanya bubar.
“Maaf aku belum sempat bahagiain kamu, aku minta maaf banget.”

***** TAMAT *****

KEPERGIAN MU
Hujan deras membasahi bumi berikut dengan petir yang menyambar kemana-mana. Tak ketinggalan pula angin kencang yang menerpa pepohonan depan rumahnya. Rita masih membiarkan tubuhnya diterpa angin malam. Satu detik, dua detik, akhirnya ia memutuskan untuk menutup jendela kamarnya. Hujan malam ini membuat suasana hatinya semakin risau. Risau karena memikirkan kekasihnya yang tak kunjung menghubunginya. Ia berhenti menghubunginya setelah 30 calling darinya tak ada jawaban. Ia masih bingung dengan sikap kekasih yang akrab ia panggil “Mas” itu. Mas Dion, ya itulah panggilannya untuk cowok yang sudah menemani hari-harinya 5 tahun terakhir ini. Tak ada konflik dalam hubungan mereka selama 5 tahun itu.
Rita kembali melihat layar ponselnya. Namun, ia harus merasa kecewa untuk yang kesekian kalinya, karena seseorang yang diharapkannya tak juga menghubunginya. Padahal Dion sudah berjanji akan menghubunginya kalau ia sudah sampai dari tempat kerjanya. Tak biasanya ia seperti ini. “Mungkin mas Dion cape setelah kerja seharian, dan mungkin saja ia sudah istirahat. Sebaiknya aku tidak menggangunya.” Pikir gadis berambut panjang itu.
Ia merebahkan badannya di ranjang tempat tidurnya. Kasur itu cukup bisa membuatnya sedikit tenang. Tangannya meraih selimut tebal yang tertata rapi di atas kasur itu. Ia hendak meletakkannya ke seluruh tubuhnya sebelum akhirnya suara bel terdengar keras di telinganya. Dengan langkah gontai ia mulai menyusuri pintu rumahnya yang berjarak 10 meter dari kamarnya. Diputarnya kunci pintu itu satu kali untuk membukanya. Lalu ditariknya pintu itu dengan pelan. Dan tiba-tiba kedua matanya terbelalak melihat seseorang yang berada di depan pintu.
Seseorang yang membuatnya mengurungkan diri untuk beristirahat. Seseorang yang sangat ia kenal, dan seseorang yang sangat ia sayangi melebihi dirinya sendiri. Lelaki itu sudah berdiri di depannya dengan basah kutup akibat diterjang hujan lebat. Ia menggigil kedinginan. Matanya sayu. Wajahnya pucat pasi. Keadaannya saat itu kacau balau membuat Rita tak bisa berhenti mengomelinya karena menembus hujan yang lebat.
“Mas ngapain ke sini malam-malam begini?” tanyanya sembari menariknya masuk. Tak ada jawaban darinya. mungkin air hujan itu sudah membuatnya tak mau berbicara.
“Ya sudah, Mas sekarang ganti baju dulu!” pintanya dengan menyodorkan sebuah kaos dan celana jeans milik kakaknya.
Namun, lelaki itu malah memegang tangan Rita dengan erat. Tangan itu sangat dingin. Ia terus menggenggam tangan Rita dengan sangat erat seraya berkata. “Aku sangat mencintaimu.” Ujarnya dengan bibir gemetar. “Aku mencintaimu melebihi diriku sendiri.” Lanjutnya. “Aku juga sangat mencintai Mas.” Balasnya dengan senyum di bibirnya. Tanpa diucapkan Rita memang sudah tahu kalau lelaki yang ada di sampingnya saat itu sangat mencintainya begitupun sebaliknya.
Dering ponsel milik Rita membuyarkan keheningan itu. Diraihnya ponsel berwarna cokelat itu, dan di sana sudah tertera nama Evi, sahabatnya.
“Hallo.” Sapa Rita.
“Rit, aku ada kabar buruk untuk kamu.” suara di seberang membuat hati Rita yang tadinya sudah tenang dengan kedatangan Dion, kini mulai resah dan risau kembali.
“Ada apa?” tanya Rita memberanikan diri.
“Dion… Dion kecelakaan dan nyawanya tidak dapat tertolong lagi.” Nada suaranya tampak gugup.
Tak ada kekhawatiran di wajah Rita. Ia malah tertawa. “Apa? Kamu bilang Mas Dion meninggal? Kalau kamu mau buat aku jantungan, sayangnya malam ini kamu tidak berhasil. Mas Dion sekarang lagi sama aku.” Ketusnya dengan menertawainya.
“Aku tahu, kamu pasti sangat terpukul dengan berita ini. Tapi kamu harus menerima kenyataan kalau Masmu itu sudah tidak aka Rit.” Tegas Evi.
Sesaat Rita terdiam. Walaupun tidak sepenuhnya ia mempercayai berita itu, namun tak dapat dipungkiri kalau hatinya dilanda rasa khawatir. Dadanya sesak. “Ya sudah, aku tunggu di rumah sakit Soebandi ya.” Tanpa jawaban dari Rita, gadis itu sudah memutuskan teleponnya.
Rita menoleh ke tempat Dion duduk sebelum ia menerima telepon dari sahabatnya tadi. Tak ada seseorang di sana. Dada Rita semakin sesak. Kekhawatiran itu semakin menusuknya. Ia bangkit dari tempat duduknya dan mencari sosok lelaki yang ada di sampingnya tadi.
“Mas Dion… Mas Dion kemana mas?” panggil Rita mencari lelaki itu ke semua sudut ruangan. Namun tak ada jawaban darinya.
Ia menghempaskan tubuhnya ke lantai. Air mata membanjiri kedua pipinya. Kata-kata sahabatnya di telepon tadi masih terap terngiang di telinganya. “Kenapa Mas Dion tingalin aku.” Lirihnya. Menangis tersedu-sedu. Air mata menggenang di kedua pipinya.
Tiba-tiba, angin kencang itu kembali menerpa badannya. Terdengar bisikan dari arah kanannya.
“Aku datang, karena aku ingin melihatmu untuk yang terakhir kalinya sayang… selamat tingal.”
Tangisannya semakin menjadi. Melihat kenyataan bahwa lelaki yang sangat dicintainya meninggalkan ia untuk selama-lamanya.

***** TAMAT *****

PENYESALAN AYAHKU
Di tengah keramaian kota Batavia, terlihat seorang anak kecil berpakaian kusam, dengan rambut yang terurai bebas. Ia berjalan mengikuti seorang laki-laki dewasa, laki-laki itu berjalan dengan cepat. Sang anak kecil tak mau kalah dengan langkah sang laki-laki dewasa, ia lari sekuat tenaga. Saat sang laki-laki menoleh ke belakang, ia hanya bersembunyi. Laki-laki itu mengurangi kecepatan berjalannya.
Laki-laki itu berhenti sejenak, dalam hati ia berkata, “Ada apa dengan anak ini? Mengapa ia terus mengikutiku? Apa yang sebenarnya ia inginkan?” Laki-laki itu kembali berjalan tepat di perempatan jalan laki-laki itu menghilang, si anak kebingungan.
“Dimana laki-laki itu?”
“Aku di sini” jawab sang laki-laki.
Sang anak tak berani menoleh ke belakang, tubuhnya seakan mati.
“Kenapa kau selalu mengikutiku?”
“A-a-aku..”
Tangisnya pecah, tubuhnya rebah seketika. Ia merogoh kantung bajunya, terlihat selembar kertas yang rapuh. Dengan nada lirih dan keberanian yang dipaksakan ia mulai berbicara.
“Aku tak bermaksud melakukan ini! Maafkan aku!” ia tak berhenti menangis.
“Apa maksudmu?” tanya laki-laki itu mencoba mendekati si anak kecil.
“Ini..” sang anak menyodorkan selembar kertas yang ia ambil dari kantungnya.
Terlihat gambar satu keluarga yang bahagia, dengan Ayah, Ibu, Kakak perempuan dan Adik laki-laki kembar.
“Aku sungguh tak mengerti, apa maksud semua ini?!”
“Dulu aku tinggal bersama Ibuku di gubuk tua dekat dengan tempat kerja anda, Ibuku memberiku sebuah foto yang di dalamnya terlihat satu keluarga yang bahagia. Lalu aku menggambar gambar ini”
Laki-laki itu semakin tak mengerti, ia mengajak anak itu ke sebuah taman dan mulai berbicara empat mata.
“Lalu, mengapa kau mengikutiku?”
“Karena, sosok laki-laki yang ada di dalam foto itu mirip sekali dengan anda”
“Apa kau menyimpan foto itu? Aku boleh melihatnya?”
Sang anak memberikan fotonya kepada laki-laki itu. Laki-laki itu terkejut dan meneteskan air mata.
“Ini sungguh mustahil!” kata laki-laki itu beranjak dari tempat duduknya.
“Ya, ini memang mustahil. Tapi ini adalah kenyataan! Ayah, aku putrimu yang selama ini kau cari! Sudah lama aku memendam ini, aku takut! Maafkan aku” tangisan anak itu semakin menjadi-jadi.
“Kau, kau anakku? Leli? Lalu, di mana Ibumu?”
“Ibu sakit keras, tak ada uang untuk berobat. Nyawa Ibu tak tertolong!”
“Laki-laki macam apa aku ini? Mengusir istrinya hanya karena salah paham dan emosi. Dan membiarkannya meregang nyawa di dunia yang keji ini?”
Laki-laki itu terus menangis dan menyesali perbuatan yang ia lakukan di masa lalu. Laki-laki itu membawa gadis kecil itu pulang ke rumahnya dan bertemu dengan Adik kembarnya. Waktu bergulir seakan tak mengenal detik, menit bahkan jam. Keluarga kecil itu kini hidup bahagia, walau terkadang penyesalan sering kali datang menghampiri.
Ingatlah kawan, penyesalan pasti datang terlambat. Tak ada penyesalan yang datang di awal permasalahan, hanya peringatan yang akan datang di awal permasalahan. Namun, terkadang peringatan itu hanya dijadikan angin lalu oleh segenap orang. Hidup ini memang tak lepas dari permasalahan, namun kalau kita jeli pasti ada cara untuk mencegah masalah itu terjadi.

***** TAMAT *****


PERSAHABATAN RUSAK KARNA COWOK
Disebuah sekolah ada sekelompok persahabatan dan diantara mereka yaitu Rina, Rini, Santi, Alya, Yuli, Yuni dan beberapa lainnya. Mereka baru saja berkenalan dan sekarang telah menjadi sahabat.
Waktu terus berlanjut, mereka semakin akrab dan tidak ada rahasia – rahasiaan di antara kami, dari segi apapun itu. Kami pun mengenal sifat – sifat teman – teman satu sama lain dan memahami kekurangan – kekurangan sesama kami berteman.
Dengan berjalannya waktu kami pun naik ke kelas dua, disitu kami merasa bahagia karena kami naik ke kelas dua semuanya dengan nilai yang memuaskan. Tetapi diwaktu dimulainya tahun ajaran baru setelah libur kenaikan kelas, kami pun merasa sedih kami dipisahkan lokalnya, kami di acak dengan lokal sebelah, kami semua bersedih dan kami merasa tidak terima kalau kami dipisahkan. Tapi guru – guru tidak mau mengembalikan lokal kami seperti semula.
Lama kelamaan kami menerima keputusan guru – guru di sekolah untuk lokalnya di acak, Tetapi kami tetap bersahabat seperti biasa, pulang sekolah selalu barengan, kami tidak mau persahabatan kami rusak hanya gara – gara lokal kami berbeda.
Dan ada salah seorang dari sekelompok persahabatan ini, yaitu Alya namanya. Alya tinggal di kota Padang. Alya bukan penduduk asli kota Padang, tetapi orang tuaku asli Pesisir Selatan, aku anak ke empat dari empat bersaudara, Ibuku bernama Ratna dan ayahku bernama Zainal Abidin. Ibuku bekerja sebagai ibu rumah tangga dan ayahku sebagai pegawai swasta.
Ayah dan ibunya Alya adalah orang yang mempunyai sifat yang disiplin di dalam keluarga kami. Dikeluarga kami dilarang untuk berpacaran, kecuali yang sudah bekerja dan siap untuk membina suatu keluarga.
Sebenarnya maksud orang tuaku baik, tetapi aku merasa iri melihat teman – teman mempunyai pacar, dan sekarang aku suka sama adik kelasku yang bernama Raka, orangnya ganteng tetapi dia sombong dan belagu, gitu orangnya. Meskipun kami beda jurusan, kami sering bertemu di kantin sekolah. Aku sangat kagum dengan sikapnya yang pendiam, ramah dan dengan ketampanannya, tapi satu yang tidak aku suka yaitu kesombongan dan kecuekannya.
Tetapi teman – teman juga melarang aku untuk mendekati dia karena dia begitu cuek denganku dan teman – teman sangat marah padaku pada saat aku menolak untuk menjauhi Raka dan aku sempat bertengkar dengan teman – teman karena aku terlalu berharap bisa berpacaran dengan Raka.
Yuni salah seorang temanku pernah berkata padaku
“Alya kenapa sih kamu terlalu berharap untuk berpacaran sama siRaka itu. Apa sih keistimewaan dia dimata kamu, sadar Alya sadar, dia itu cuek sama kamu, dia tidak peduli dengan perasaan kamu, kami cuma ngak mau nanti kamu itu dibilang sama teman – temannya kalau kamu tuh terus ngejar – ngejar dia, padahal dia tidak peduli dengan kamu.” Yuni berkata dengan nada yang agak keras.
Dan akupun menjawabnya dengan nada yang keras, sehingga terjadilah sebuah pertengkaran.
“Ngak kok, aku ngak terlalu berharap untuk jadi pacarnyadia, tetapi aku hanya ingin dekat dengan dia lebih dari teman dan aku mohon kalian ngertiin aku, mungkin kalau kalian berada di posisi aku pasti kalian akan ngelakuin apapun demi orang yang kalian suka.”
Beberapa hari kami tidak bersapaan dan tidak pernah berbicara dan lama kelamaan kami tidak tahan kalau kami tidak curhat satu sama lain, kami akhirnya berbaikan dan berteman seperti biasa.
Dan teman – temanku selalu menghiburku dikala aku bersedih dan menyuruh aku untuk melupakan Raka. Tetapi setiap aku ingin melupakan dia semakin kuat rasa cintaku kepada Raka. Kadang aku menyesali diriku sendiri karena kenapa aku bertemu dengan dia dan kenapa aku berkenalan dengan dia. Seandainya waktu bisa kuputar akan kuputar kembali untuk tidak bertemu dan berkenalan dengan Raka. Namun semuanya telah terjadi dan aku juga tidak ingin selalu dirundung dengan kesedihan terus menerus.
Teman – temanku pernah berkata padaku.
“Alya aku tidak mengenali dirimu yang dulu, selalu ceria dan yang selalu memotivasiku di waktu aku sedih karena cowok, tetapi kenapa sekarang malah kamu yang galau karena cowok.”
Sejak mendengar kata – kata itu, Alyapun mulai ceria seperti biasa lagi, dia ngak mau terpuruk lama – lama hanya gara – gara cowok. Dia berfikir emang cowok di dunia hanya dia, tidak, masih banyak cowok yang baik untuk dia dan bisa memotivasi dia.
Perlahan – lahan Alya menyadari bahwa Raka tidak menyukai Alya dan Alyapun berhenti untuk mengejar – ngejar cintanya pada Raka. Melupakan Raka mungkin jalan satu – satunya untuk Alya.
Dan Alyapun memilih menjaga persahabatannya. Alya menganggap persahabatan lebih penting dibandingkan cowok. Cowok bisa pergi di suatu saat dia ingin pergi, cinta bisa hilang di kala dia sudah bosan, sayang bisa pudar di kala dia telah menemukan cewek lain, tetapi sahabat, dia tidak akan pernah pergi apapun perselisihan yang kita hadapi. Sahabat tidak akan mudah melupakan kenangan – kenangan yang pernah kita lakukan. Sahabat tidak akan pernah meninggalkan sahabat – sahabatnya yang sedang mendapat masalah.
Dan kini kami telah menjadi sahabat lagi dan Alya pun ingin melupakan Raka dan Alya berfikir persahabatan tidak akan bisa dirusak oleh satu orang cowok.

***** TAMAT *****


SEBERKAS CAHAYA DALAM GELAP
Hari ini ulang tahunku yang ke sebelas. Tak seperti ulang tahunku yang telah lalu, kali ini aku merasa senang sekali karena pagi ini dibangunkan Ibu. Sehabis mandi, lekas kupakai seragam sekolah, memakai ransel yang sudah kusiapkan semalam, memakai kaos kaki, lalu mengambil sepatu untuk kupakai di luar.
Aku turun ke meja makan. Namun tak seorangpun yang kulihat, hanya kudengar dengungan seorang wanita dari arah dapur. Pagi ini aku tak nafsu makan. Tapi karena suasana hatiku sedang baik, maka langsung kumakan semangkuk bubur di atas meja. Melahapnya dengan rakus, walaupun rasanya agak aneh, tapi tetap terasa enak karena aku sedang senang.
“Rizky! Ayo berangkat!” Suara pamanku terdengar dari luar. Dengan cepat kutuntaskan acara makanku. Aku berlari ke luar, memakai sepatu dengan tergesa.

“jangan berlari seperti itu. Nanti perutmu sakit,” lanjutnya. Aku tak menggubrisnya.
“paman, hari ini aku dibangunkan ibu,” Kataku pada paman antusias. Namun paman hanya memandangku dengan aneh. Aku jadi heran. “sudahlah cepat naik!” Teriak paman mengagetkanku. Mau tak mau aku segera memboncengnya.
Sepeda melaju menuju sekolahku yang bising oleh suara teman-teman.
“disini saja,” Aku tersenyum, mencium tangan paman, lalu berlari menuju temanku yang berjalan di depan.
“hei, hari ini aku ulang tahun lho!” Tukasku dengan ceria pada Eko. Temanku yang agak tambun itu menatapku dengan sebal, “lalu apa urusannya denganku, sana pergi! dasar aneh!”
Aku benar-benar pergi setelah itu, berlari menuju kelasku yang berisik. Sangat kontras dengan aku yang terpasung hening. Hari ini hari ulang tahunku tapi tak ada yang mau menyelamati atau sekedar tersenyum padaku. Yah, aku sudah kebal dengan itu semua. Sebenarnya aku juga tak peduli apakah mereka tahu ulang tahunku atau tidak. Tak ada ruginya untukku. Yang penting hari ini aku senang. Dan aku harus memanfaatkannya dengan baik.
Kelas dimulai dengan membosankan, pelajaran bahasa kuhabiskan dengan memandang sekeliling. Dari tempat duduk paling belakang, aku melihat guru yang membosankan, papan tulis yang membosankan, kelas yang membosankan, dan teman-teman yang membosankan. Padahal hari ini ulang tahunku. Kenapa semua membosankan? Ah … Lebih baik tidur saja!
Aku pulang dari tempat yang membosankan itu dengan berlari sekencang mungkin. Aku ingat hari ini paman pasti lembur, jadi aku tak langsung pulang ke rumah karena disana pasti sepi. Aku berbelok ke sebuah tempat, di samping jalan banyak sekali pohon bambu yang melengkung. Aku berjalan penuh semangat menuju tempat yang menjadi favoritku belakangan ini.
“Ibu! Hari ini ulang tahunku lho! Aku senang Ibu membangunkanku tadi pagi, senang sekali. Walaupun siangnya aku merasa bosan, tapi hari ini aku tetap senang karena aku bisa melihat Ibu lagi.”
Kupeluk gundukan tanah yang lebat rumputnya. Rebahan disini sungguh menyenangkan. Jikapun setelah ini Ibu marah-marah padaku karena bajuku kotor, aku akan beralasan bahwa bajuku kotor karena memeluk Ibu, pasti dia tak akan marah setelahnya.
“Bu, aku baik-baik saja bersama paman, selama ini aku makan dengan baik. Bubur yang dibuatkan Ibu pagi tadi enak sekali. Aku makan dengan lahap. aku jadi tidak kangen lagi dengan Ibu, karena Ibu selalu membangunkanku setiap pagi. Aku janji akan selalu kesini setiap hari. Aku sayang Ibu.” kataku dengan semangat. Sambil kucabuti rumput di atas gundukan tanahnya, aku bernyanyi dengan senang.
Di sampingku kulihat Ibuku yang merebahkan tubuhnya, tersenyum padaku walaupun wajahnya agak pucat. Aku membalasnya dengan tertawa.
“Bu, Hari ini aku senang sekali. Terimakasih sudah menjagaku, Ibu.”

***** TAMAT *****

Demikianlah Kumpulan Cerpen
Semoga Bermanfaat, Terima Kasih
Dibuat Oleh : Amanah Cengkeh Padang



1 comment:

  1. Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
    hanya di D*E*W*A*P*K / pin bb D87604A1
    dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
    dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)

    ReplyDelete

Entri Populer