PERGERAKAN NASIONAL ORGANISASI KEPEMUDAAN |
Pergerakan Nasional Organisasi Kepemudaan
Organisasi Kepemudaan yang terbentuk pada masa kebangkitan nasional merupakan akibat langsung berdirinya Budi Utomo, sehingga menyadarkan para pemuda untuk ikut memperjuangkan nasib bangsa Indonesia, namun organisasi kepemudaan ini masih bersifat kedaerahan. Ada beberapa organisasi yang berdiri di Indonesia antara lain :
1. Trikoro Dharmo/Jong Java
Gerakan
pemuda Indonesia
sebenarnya telah dimulai sejak berdirinya Budi Utomo. Para pendiri Budi Utomo
sebenarnya adalah para pemuda yang masih menjadi mahasiswa STOVIA.
Namun, sejak kongres pertama, kepengurusan Budi Utomo diambil alih kaum priayi
(bangsawan) dan para pegawai negeri. Tindakan tersebut membuat para pemuda
kecewa kemudian keluar dari Budi Utomo.
Pada
tanggal 7 Maret 1915, para pemuda mantan anggota Budi Utomo mendirikan
organisasi Trikoro Dharmo di Batavia. Para pemimpinnya, antara lain R. Satiman
Wiryosanjoyo (ketua), Sunardi atau Wongsonegoro (wakil ketua), Sutomo
(sekretaris), dan pengurus lainnya, seperti Muslich, Musodo, dan Abdul Rachman.
Trikoro Dharmo hanya untuk anak-anak sekolah menengah yang berasal dari Pulau
Jawa dan Madura. Trikoro Dharmo artinya tiga tujuan mulia.
Adapun
tujuan organisasi Trikoro Dharmo adalah
sebagai berikut:
a. Mempererat tali hubungan pelajar
pribumi pada sekolah menengah dan perguruan kejuruan.
b. Menambah pengetahuan umum bagi
anggotanya.
c. Membangkitkan dan mempertajam perasaan
buat segala bahasa dan kebudayaan Hindia.
d. Memperkukuh rasa persatuan dan kesatuan
di antara para pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali, dan Lombok.
Pada tahun 1918 lewat kongresnya yang pertama di Solo, nama Trikoro Dharmo diubah menjadi Jong Java. Hal itu dimaksudkan agar para pemuda dari luar Pulau Jawa yang tata sosialnya berlandaskan budaya Jawa bersedia menjadi anggota Jong Java. Kegiatan Jong Java berkisar pada masalah-masalah sosial dan kebudayaan. Misalnya, pemberantasan buta huruf, kepanduan, dan kesenian. Jong Java tidak ikut terjun dalam dunia politik dan tidak pula men- campuri urusan agama tertentu. Anggotanya dilarang menjalankan aktivitas politik atau menjadi anggota partai politik.
Akan tetapi, sejak tahun 1924 karena pengaruh gerakan radikal, Syamsuridjal (ketua) mengusulkan agar anggota yang sudah berusia 18 tahun diberi kebebasan berpolitik dan juga memasukkan program memajukan agama Islam. Usul ini ditolak. Akibatnya, para anggota yang menghendaki terjun ke dunia politik dan ingin memajukan agama Islam mendirikan Jong Islamieten Bond. Organisasi Jong Islamieten Bond dipimpin oleh Syamsuridjal dengan mengangkat Haji Agus Salim sebagai penasihatnya.
Karena
kuatnya pengaruh pergerakan politik, dalam kongresnya di Solo (17–31 Desember
1926) ditegaskan oleh ketuanya, Sunardi Jaksodipuro bahwa tujuan Jong Java
tidak hanya terbatas untuk membangun cita-cita Jawa Raya saja, tetapi harus
bercita-cita persatuan dan Indonesia merdeka. Untuk itu, anggota yang berusia
di bawah 18 tahun hanya diperkenankan mengikuti kegiatan studi, seni, olahraga,
dan kepanduan. Anggota yang berusia di atas 18 tahun boleh mengikuti
rapat-rapat politik.
2. Jong Sumateranen Bond (9 Desember
1917)
Sejalan
dengan lahirnya Trikoro Dharmo (1915) yang berubah nama menjadi Jong Java
(1918), pada tanggal 9 Desember 1917 di Batavia berdiri Jong Sumateranen Bond.
Adapun tujuannya adalah sebagai berikut:
1. mempererat
persaudaraan pemuda pelajar dari Sumatra dan membang- kitkan perasaan bahwa
mereka terpanggil untuk menjadi pemimpin dan pendidik bangsa
2. membangkitkan
perhatian anggotanya dan orang luar untuk menghargai adat istiadat, seni,
bahasa, kerajinan, pertanian, dan sejarah Sumatra
Untuk
mencapai tujuan itu, dilakukan usaha-usaha sebagai berikut
- menghilangkan perasaan prasangka etnis di kalangan orang-orang Sumatra
- memperkuat perasaan saling membantu
- bersama-sama mengangkat derajat penduduk Sumatera dengan alat propaganda, kursus, dan ceramah-ceramah.
Berdirinya
Jong Sumateranen Bond dapat diterima oleh para pemuda Sumatra yang berada di
kota-kota lainnya. Oleh karena itu, dalam waktu singkat organisasi ini sudah
mempunyai cabang di Bogor, Serang, Sukabumi, Bandung, Purworejo, dan
Bukittinggi. Dari organisasi inilah kemudian muncul tokoh-tokoh nasional,
seperti Moh. Hatta, Muh. Yamin, dan Sutan Syahrir. Makin tebalnya jiwa nasional
di kalangan pemuda Sumatera menyebabkan nama Jong Sumateranen Bond yang
menggunakan istilah Belanda diubah menjadi Pemoeda Soematera.
3. Jong Ambon
Jong
Ambon didirikan pada tahun 1918. Sebelum itu, sebenarnya telah lahir berbagai
organisasi yang didirikan oleh orang-orang Ambon. Misalnya, Ambonsch
Studiefonds (1909) oleh Tehupeilory; Ambons Bond (1911) untuk pegawai negeri:
Mena Muria (1913) di Semarang; Sou Maluku Ambon di Ambon. Organisasi tersebut
bertujuan memajukan ekonomi suku bangsa Ambon.
4. Jong Minahasa dan Jong Celebes
Jong
Minahasa didirikan pada tanggal 25 April 1919 oleh tokoh muda Minahasa, Ratu
Langie. Jong Minahasa tampaknya sebagai lanjutan dari organisasi yang telah
dibentuk sejak 1912 di Semarang, yaitu Rukun Minahasa. Pada tahun 1917 muncul
pula organisasi Minahasa Celebes di Jakarta. Akan tetapi, dalam kenyataan Jong
Minahasa dan Jong Celebes tidak dapat tumbuh karena jumlah pelajar dari
Sulawesi tidak banyak.
5. Perkumpulan Pemuda Daerah Lainnya
Pergerakan
pemuda dari daerah lainnya yang muncul pada masa Pergerakan Nasional, antara
lain sebagai berikut:
a. Sekar
Rukun (1920) didirikan oleh para pemuda Sunda di Jakarta.
b. Pemuda
Betawi didirikan oleh para pemuda asli Jakarta yang dipimpin oleh Husni
Thamrin.
c. Amorsch
Verbond didirikan di Makassar (8 Juni 1922) untuk suku Timor.
d. Jong
Batak Bond didirikan untuk suku Batak pada tahun 1926.
Kongres Pemuda I
Kongres Pemuda I
diadakan di Jakarta pada tanggal 30 April 1926, diketuai oleh Muh. Tabrani dari
PPKI. Hasil Kongres Pemuda I yaitu :
1. Mengusulkan agar
semua perkumpulan pemuda bersatu dalam
organisasi pemuda Indonesia, baik secara fusi maupun federasi.
2. Mempersiapkan
diselenggaranya Kongres Pemuda ke II.
Kongres Pemuda II
Kongres Pemuda II diadakan di Jakarta tanggal 27-28
Oktober 1928, dihadiri oleh wakil-wakil organisasi pemuda di seluruh daerah,
dan diketuai oleh Seogondo Djojopeospito dari PPPI.
Hasil
Kongres Pemuda II yaitu :
1. Menyepakati seluruh
organisasi kepemudaan di Indonesia berfusi atau meleburkan ke dalam Indonesia
Muda.
2. Para pemuda yang
hadir dalam kongres, mengikrarkan Sumpah Pemuda yang berisi suatu
kesepakatan : satu tanah air, Indonesia; satu bangsa, Indonesia; dan menjujung
tinggi bahasa persatuan, Indonesia.
Pada
tahun 1928 alam politik di Indonesia sudah dipenuhi oleh jiwa persatuan. Rasa
bangga, rasa telah menemukan diri-sendiri, rasa memiiki cita-cita tinggi yaitu
Indonesia Merdeka, telah mencekam jiwa rakyat Indonesia yang terjajah. Dalam Kongres
Pemuda Indonesia II pada tanggal 27-28 Oktober 1928 di Jakarta, yang
dihadiri oleh utusan organisasi-organisasi pemuda, diikrarkanlah sumpah yang
terkenal dengan nama Sumpah Pemuda. Isinya adalah:
ISI
SUMPAH PEMUDA :
Pertama:
Kami
putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah
Indonesia
Kedua
:
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa
Indonesia
Ketiga
: Kami
putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.
Demikianlah Pergerakan Nasional Organisasi Kepemudaan
Semoga Bermanfaat, Terima Kasih.
Dibuat Oleh : Amanah Cengkeh Padang
No comments:
Post a Comment